Suara.com - Sebagai upaya menyelamatkan diri dari kebangkrutan, Nissan mengumumkan sejumlah penunjukan baru dalam tim kepemimpinannya.
Langkah ini diharapkan dapat membantu sang produsen mobil asal Jepang untuk bertahan dan sukses di pasar yang semakin kompetitif dengan hadirnya pemain baru yang memproduksi kendaraan canggih.
Menurut Carscoops, sebagai langkah pertama, Stephen Ma yang saat ini menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) Nissan akan meninggalkan posisinya dan menjadi ketua Komite Manajemen untuk China.
Tugasnya adalah merancang strategi masa depan Nissan di China dan melapor langsung kepada CEO Makoto Uchida.
Baca Juga: Lebih Murah dari Ertiga, Prestisenya Sekaliber Mazda: Mobil Bekas Tipe MPV Ini Layak Dipertimbangkan
Posisi CFO akan diisi oleh Jeremie Papin, yang saat ini menjabat sebagai ketua Komite Manajemen untuk Amerika. Christian Meunier akan mengisi posisi Papin sebagai ketua Komite Manajemen untuk Amerika dan melapor kepada Chief Performance Officer yang baru, Guillaume Cartier.
Penunjukan Christian Meunier menjadi berita besar. Sebelumnya, Meunier menjabat sebagai Presiden Global Jeep antara 2019 dan 2023 serta anggota Komite Eksekutif di Stellantis. Ia juga pernah memegang peran kepemimpinan di Nissan AS, Kanada, Brasil, dan Infiniti global.
Selain itu, Asako Hoshino yang saat ini menjabat sebagai Chief Brand & Customer Officer (CBCO) serta ketua Komite Manajemen untuk Jepang/ASEAN, akan fokus sepenuhnya sebagai CBCO. Posisinya akan diambil alih oleh Shohei Yamazaki yang saat ini menjadi ketua Komite Manajemen untuk China.
Langkah Efektif Mulai 2025
Perubahan ini akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025. Nissan juga berjanji akan melakukan perubahan manajemen tambahan pada bulan April untuk menciptakan struktur yang lebih ramping dan responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis.
Baca Juga: Mau Dapat Bantuan Mobil Pendingin dari KKP? Simak Syaratnya!
Perombakan ini dilakukan karena Nissan menghadapi penurunan penjualan di pasar global utama. Tahun lalu, Nissan menjual 834.097 kendaraan di Amerika Serikat, hampir 300.000 unit lebih sedikit dibandingkan satu dekade lalu.
Nissan juga perlu memperluas jumlah kendaraan hybrid di AS, di mana permintaan untuk kendaraan tersebut meningkat tajam.