Suara.com - Bagaimana sebuah mobil listrik yang dipasarkan di berbagai negara ASEAN bisa mendapat nilai 0 dalam uji tabrak yang dilakukan ASEAN NCAP (New Car Assessment Program for Southeast Asian Countries)?
Mari kita telusuri hasil mengejutkan dari pengujian ASEAN NCAP terhadap Neta V, sebuah hatchback listrik asal China yang kini menjadi sorotan dunia otomotif.
Dalam sebuah unggahan akun Youtube ASEAN NCAP Official, terlihat uji tabrak mobil listrik Neta V yang tidak memuaskan.
Mobil yang dipasarkan di beberapa negara ASEAN termasuk Indonesia, Brunei, Malaysia, dan Thailand ini mencetak rekor sebagai model pertama yang mendapat peringkat nol bintang berdasarkan protokol ASEAN NCAP 2021-2025.
Baca Juga: Neta Catatkan 302 Pemesanan Sepanjang Gelaran GJAW 2024
Dalam pengujian komprehensif yang dilakukan oleh ASEAN NCAP dalam laman resmi, Neta V hanya mampu mengumpulkan total 28,55 poin dari keseluruhan kriteria.
Rinciannya mencakup 7,89 poin untuk Perlindungan Penumpang Dewasa (AOP), 13,51 poin untuk Perlindungan Penumpang Anak (COP), 7,14 poin untuk Bantuan Keselamatan (SA), dan yang paling mengkhawatirkan, 0 poin untuk kategori Keselamatan Pengendara Sepeda Motor (MS).
Meskipun dilengkapi dengan dua kantung udara dan beberapa fitur keselamatan dasar seperti ABS dan ESC, Neta V menunjukkan kekurangan serius dalam uji tabrak offset depan.
Hasil pengujian mengungkapkan perlindungan yang sangat buruk pada bagian vital pengemudi, termasuk kepala, leher, dada, dan tungkai bawah kanan. Lebih mengkhawatirkan lagi, mobil ini tidak dilengkapi dengan teknologi pelindung kepala (HPT).
Meski menunjukkan performa yang cukup baik dalam uji dinamis untuk perlindungan penumpang anak, Neta V gagal dalam aspek pemasangan Child Restraint System (CRS). Bahkan dengan adanya ISOFIX dan top tether, lebih dari setengah CRS yang direkomendasikan ASEAN NCAP tidak dapat dipasang dengan baik pada kendaraan ini.
Baca Juga: Mobil Hybrid Dinilai Lebih Rendah Emisi Dibandingkan Mobil Listrik
Absennya fitur-fitur keselamatan modern seperti Autonomous Emergency Braking (AEB), Forward Collision Warning (FCW), Lane Keep Assist (LKA), dan Lane Departure Warning (LDW) semakin memperburuk penilaian Neta V.
Ditambah lagi dengan ketiadaan teknologi keselamatan pengendara sepeda motor seperti Blind Spot Technology (BST), Auto High Beam (AHB), dan Pedestrian Protection (PP), menjadikan mobil ini jauh dari standar keselamatan yang diharapkan.
ASEAN NCAP menegaskan bahwa hasil ini seharusnya menjadi pembelajaran penting bagi produsen mobil listrik lainnya. Keselamatan tidak boleh dikorbankan demi aspek lain, terutama mengingat tingginya persaingan di pasar kendaraan listrik.
Hasil mengejutkan ini menjadi pengingat penting bahwa dalam era transformasi menuju mobilitas listrik, keselamatan tetap harus menjadi prioritas utama.
Konsumen dan regulator perlu lebih kritis dalam mengevaluasi standar keselamatan kendaraan, terlepas dari teknologi penggerak yang digunakan.