TMMIN Lakukan Kolaborasi Bersama Akademisi Kembangkan UMKM Berskala Global

Senin, 09 Desember 2024 | 10:08 WIB
TMMIN Lakukan Kolaborasi Bersama Akademisi Kembangkan UMKM Berskala Global
Logo Toyota. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) bekerjasama dengan 10 Universitas di Indonesia dalam membangun laboratorium Toyota Production System (TPS) dan kurikulum TPS.

Kali ini Toyota bersama ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) berkolaborasi melalui project terbarunya untuk melakukan perbaikan di bidang agroindustri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama Koperasi Kopi Wonosalam. 

"Dalam kolaborasi ini, TMMIN mendampingi ITS untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip TPS ke Koperasi Kopi Wonosalam dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi kopi dengan mengintegrasikan petani kopi lokal, sehingga dapat menghasilkan produk yang bukan hanya diterima oleh pasar domestik namun juga merambah ke pasar ekspor," kata Bob Azam selaku Wakil Presiden Direktur TMMIN, Senin (9/12/2024).

TMMIN Lakukan Kolaborasi Bersama Akademisi Kembangkan UMKM Berskala Global. (Foto: TMMIN)
TMMIN Lakukan Kolaborasi Bersama Akademisi Kembangkan UMKM Berskala Global. (Foto: TMMIN)

TPS merupakan cara memproduksi suatu barang yang sering disebut sebagai sistem “Lean Manufacturing” atau “Just-in-Time (JIT). TPS dibentuk berdasarkan dua konsep, yaitu “Jidoka” yang diartikan sebagai otomatisasi dengan sentuhan manusia, seperti ketika masalah terjadi maka peralatan akan berhenti untuk mencegah produk defect; serta konsep “Just-in-Time” di mana setiap proses hanya menghasilkan hal-hal yang dibutuhkan untuk proses selanjutnya.

Baca Juga: Rem dan Roda Berpotensi Lepas, Toyota 'Warning' Serius Pengguna Mobil Ini

Berdasarkan kedua konsep tersebut, TPS dapat menghasilkan produk secara cepat dan efisien satu per satu sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.

Toyota Indonesia bersama dengan ITS mengimplementasikan TPS untuk memberikan tiga solusi utama dalam pengembangan Kopi Wonosalam yang berfokus pada Excellent Operation (Proses Produksi Terbaik), Expand Networking (Perluasan Jaringan), dan People Center (Pengembangan Sumber Daya Manusia).

Excellent Operation merupakan perbaikan proses produksi melalui penerapan dasar fondasi TPS dalam membantu mengembangkan Kopi Wonosalam. Aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan konsistensi, dan memenuhi standar yang lebih tinggi.

Expand Networking merupakan penguatan kolaborasi dengan pihak ketiga seperti Pemerintah, Perguruan Tinggi, dan dinas terkait, guna mendukung pengembangan dan memperkenalkan Kopi Wonosalam ke pasar global. 

People Center menjadi salah satu hal penting yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan anggota koperasi salah satunya dengan penerapan 5S (Sort, Straighten, Shine, Standardize, Sustain) dan basic TPS.

Baca Juga: Toyota Eco Youth Ke-13 Memasuki Tahap Pendampingan Finalis 25 Besar

Produk UMKM Kopi Wonosalam terdiri dari tiga jenis utama Robusta (65,8%), Excelsa (21,1%), dan Arabika (13,2%), dengan berbagai bentuk produk seperti green bean, roasted bean, dan ground bean, yang tersedia dalam dua grade: komersil dan premium. 

Sejak tahun 2022, Koperasi Kopi Wonosalam telah melakukan ekspor kopi jenis Excelsa ke Malaysia dan Thailand. Untuk mengembangkan potensi ekspor menjadi lebih luas, TMMIN membantu Koperasi Kopi Wonosalam membuka akses ekspor lebih luas melalui GPEI (Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia) dan/ atau Kementerian terkait ekspor. 

Hasil dari perbaikan Koperasi Kopi Wonosalam dapat menjadi bahan skripsi maupun jurnal internasional sebagai rujukan materi yang akan diangkat oleh mahasiswa.

"Implementasi TPS yang diberikan TMMIN diharapkan dapat mengurangi cacat produk, meningkatkan produktivitas, serta memperbaiki kualitas kopi dengan menerapkan otomatisasi, dan perbaikan proses produksi untuk meningkatkan daya saing Kopi Wonosalam di pasar domestik dan internasional, serta memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi petani kopi lokal," papar Bob Azam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI