Cuan Merosot, Hutang Menumpuk: Nasib KTM Diujung Tanduk?

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Jum'at, 06 Desember 2024 | 13:26 WIB
Cuan Merosot, Hutang Menumpuk: Nasib KTM Diujung Tanduk?
Speedometer motor KTM. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produsen motor Eropa, KTM, sedang menjalani restrukturisasi yang dikelola sendiri untuk mengurangi hutang tanpa melibatkan pengadilan kebangkrutan.

Periode administrasi mandiri memungkinkan perusahaan untuk merundingkan persyaratan pembiayaan baru dengan kreditur sebelum bisa dipaksa menyerahkan kendali asetnya kepada pengurus kebangkrutan yang ditunjuk pengadilan.

Co-CEO KTM, Gottfried Neumeister dan Stefan Pierer, menyebut proses ini sebagai “Pitstop for the future.” Namun, kenyataan yang dihadapi KTM lebih serius.

Penurunan Penjualan dan Peningkatan Utang

Baca Juga: AHM Rilis Motor Baru Besok, Penantang NMax Turbo?

KTM melaporkan penurunan penjualan yang tajam pada paruh pertama tahun 2024. Hutang perusahaan meningkat menjadi lebih dari 1,5 miliar dolar AS per Juni, menurut The Drive.

Sementara pendapatan berkurang 27% dalam enam bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan 2023. KTM juga memiliki Husqvarna dan memegang mayoritas saham di MV Agusta.

KTM Duke 200. (KTM India)
KTM Duke 200. (KTM India)

Masalah Kualitas dan Dampak Pandemi

Neumeister dan Pierer juga mengisyaratkan adanya masalah terkait keandalan KTM. ADV Pulse menyebutkan bahwa komentar tersebut merujuk pada masalah kontrol kualitas yang sedang berlangsung di sekitar model 790 dan 890 (bersama dengan Husqvarna Norden 901).

Laporan pelanggan tentang keausan camshaft yang prematur pada sepeda motor dengan mesin LC8c parallel twin memicu tanggapan resmi dari KTM pada September.

Baca Juga: Bye-bye Macet! Mudik Motor 2024 Naik Kereta Gratis dengan 3 Tiket Spesial

KTM juga menyalahkan pandemi Covid (dan respons perusahaan terhadapnya) atas beberapa masalah yang mereka hadapi.

Kesulitan produksi awal yang diikuti oleh peningkatan output yang cepat menyebabkan kelebihan pasokan inventaris setelah permintaan era pandemi mereda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI