Selain itu, mereka juga dilatih untuk mengelola dan memanfaatkan limbah peternakan guna meningkatkan pertumbuhan tanaman yang produktif.
Integrated Farming dipilih sebagai sarana pemberdayaan inklusi bagi penyandang disabilitas, sejalan dengan kondisi geografis Padukuhan Selobendo yang berada di dataran tinggi (300 mdpl).
Kawasan ini memiliki tanah yang subur, kaya akan hara, dan dekat dengan sumber air, menjadikannya ideal untuk budidaya pertanian dan peternakan.
Minat serta kemampuan para penyandang disabilitas dalam mendorong pengembangan ekonomi masyarakat sekitar menjadi alasan AHM menggagas pendampingan, pembinaan, dan pengembangan bersama akademisi serta praktisi profesional dari kampus.
Kegiatan ini didampingi langsung oleh Pusat Layanan Difabel (PLD) yang berada di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN SUKA, serta melibatkan penyuluh dan dokter hewan dari Puskeswan di Banyudono.
Selain itu, peserta juga mendapat inspirasi dari peternak dan kelompok tani Dusun Selobendo yang telah sukses merintis model bisnis serupa, melalui sesi berbagi pengalaman yang penuh inspirasi.
Pendampingan menyeluruh kepada penyandang disabilitas dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat, membangun kemitraan di pasar lokal, serta diperkuat dengan strategi komunikasi yang efektif melalui media sosial.
Mereka juga didorong untuk mengikuti pameran dan berpartisipasi aktif dalam acara komunitas, dengan tujuan membentuk UMKM yang mandiri dan menginspirasi komunitas difabel lainnya.
Kontributor : Michele Alessandra Amabelle
Baca Juga: AHM Harapkan Subsidi Motor Listrik Dari Pemerintah Berlanjut