Suara.com - Salah satu petinggi Nissan, CFO Stephen Ma memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya saat kondisi perusahaan berada di ujung tanduk.
"Orang-orang yang mengetahui tentang masalah ini mungkin mengetahui. Ma bisa saja tetap bekerja di Nissan dengan beralih ke peran baru di perusahaan atau benar-benar meninggalkan Nissan," ujar seorang sumber dikutip dari Carscoops, Selasa (12/3/2024).
Agar bisa tetap berahan, Nissan dinilai harus bisa memanfaatkan permintaan produk hybrid sebanyak mungkin di pasar Amerika Serikat.
Namun demikian, strategi Nissan untuk mengurangi produksi demi menghemat biaya dapat semakin membatasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar.
Baca Juga: BYD Pastikan Mulai Lakukan Produksi Lokal Pada 2026 Sebagai Komitmen Investasi di Indonesia
Menurut sumber, jika CFO Nissan Stephen Ma benar-benar mengundurkan diri, orang yang akan menggantikannya pasti akan menghadapi tugas berat untuk memulihkan kondisi keuangan perusahaan.
Dilaporkan, pada paruh pertama tahun fiskal ini, penjualan global Nissan turun 3,8% menjadi 1,59 juta unit, yang sebagian besar disebabkan oleh penurunan penjualan di China sebesar 14,3%.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Nissan mungkin akan terjerat utang terbesar dalam sejarahnya pada tahun 2026, yang diperkirakan mencapai $5,6 miliar (£4,4 miliar).
Sementara itu, Nissan juga mengajukan permohonan agar tindakan segera diambil untuk menghindari penalti terkait penurunan penjualan mobil listrik di Inggris, yang mereka klaim disebabkan oleh target yang sudah usang dalam Mandat Kendaraan Emisi Nol (ZEV) Inggris.
Baca Juga: Penampakan Perdana! SUV Listrik Xiaomi MX11 Tertangkap Kamera, Tesla Ketar-ketir?