Naga China Melahap Samurai, Kisah Nissan di Tepi Jurang Kejatuhan

Selasa, 03 Desember 2024 | 17:15 WIB
Naga China Melahap Samurai, Kisah Nissan di Tepi Jurang Kejatuhan
Jajaran Produk Elektrifikasi Nissan yang Dipamerkan di GIIAS 2023.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri otomotif global sedang mengalami guncangan hebat, dengan salah satu pemain besarnya, Nissan, kini berada di ambang kebangkrutan. Perusahaan otomotif legendaris asal Negeri Samurai ini menghadapi tantangan berat akibat disrupsi yang dibawa oleh revolusi kendaraan listrik, khususnya dari produsen China yang menawarkan produk dengan harga lebih kompetitif.

Krisis yang menimpa Nissan bukanlah sekadar masalah temporer. Berdasarkan laporan Torquecafe, invasi mobil listrik murah dari China telah menggerus pangsa pasar Nissan secara signifikan.

Situasi ini berdampak langsung pada operasional perusahaan yang mempekerjakan ribuan karyawan di berbagai negara, termasuk 7.000 pekerja di Inggris dan 17.000 di Amerika Serikat.

Menghadapi situasi kritis ini, Nissan telah mengambil langkah-langkah strategis namun menyakitkan.

Baca Juga: Dampak Krisis: Produksi Nissan di AS Dipangkas Hingga Maret 2025

Perusahaan mengumumkan rencana pemangkasan 9.000 posisi kerja dan pengurangan 20 persen kapasitas produksi globalnya. Target penghematan yang ditetapkan mencapai 2,6 miliar dolar Amerika atau setara Rp 41,3 triliun untuk tahun fiskal 2024, sebuah angka yang mencerminkan besarnya tekanan finansial yang dihadapi.

Dominasi pasar mobil listrik kini beralih ke produsen China seperti BYD, Chery, Geely, dan SAIC Motor. BYD bahkan berhasil melampaui pencapaian Tesla dengan pendapatan 28,2 miliar dolar Amerika atau setara Rp 44,8 triliun pada kuartal terakhir, dibandingkan dengan 25,2 miliar dolar Amerika (setara Rp 40 triliun) yang dibukukan Tesla. Keberhasilan ini menunjukkan pergeseran drastis dalam lanskap industri otomotif global.

Makoto Uchida, CEO Nissan, telah mengambil langkah simbolis dengan memotong gajinya sebesar 50 persen. Pengunduran diri CFO Stephen Ma menambah kompleksitas situasi internal perusahaan.

Uchida dengan jujur mengakui keterlambatan Nissan dalam mengantisipasi tren kendaraan listrik dan hybrid, sebuah pengakuan yang menggambarkan kesulitan adaptasi perusahaan terhadap perubahan pasar.

Baca Juga: Diskon Hingga Ratusan Juta, Ini Daftar Merek Mobil yang Tebar Promo di GJAW 2024

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI