Fenomena Aneh Produsen Mobil Listrik China: Semakin Laku, Semakin Bangkrut?

Selasa, 26 November 2024 | 19:00 WIB
Fenomena Aneh Produsen Mobil Listrik China: Semakin Laku, Semakin Bangkrut?
Mobil listrik Xiaomi SU7. (Xiaomi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri mobil listrik China sedang mengalami fenomena yang menarik sekaligus mengkhawatirkan. Di satu sisi, angka penjualan mencapai rekor tertinggi, namun di sisi lain, produsen justru mencatat kerugian yang signifikan. Paradoks ini menjadi sorotan utama dalam perkembangan industri otomotif global tahun 2024.

Dilansir dari Business Insider, pasar mobil listrik China menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Produsen mobil Xpeng mencatatkan pengiriman 24.000 unit pada Oktober, sementara pendatang baru Xiaomi berhasil menjual lebih dari 100.000 unit model SU7 EV.

Zeekr juga mencatat kenaikan pengiriman sebesar 50% dibanding tahun lalu dengan 55.000 unit pada kuartal ketiga. Angka-angka ini menunjukkan antusiasme pasar yang tinggi terhadap kendaraan listrik.

Zeekr 7X, mobil yang disebut sebagai Tesla Killer (Carscoops)
Zeekr 7X, mobil yang disebut sebagai Tesla Killer (Carscoops)

Namun di balik kesuksesan penjualan, terdapat realitas finansial yang mengkhawatirkan. Nio, salah satu pemain utama dalam industri ini, melaporkan kerugian bersih sebesar 5,06 miliar yuan (sekitar Rp10,8 triliun) pada kuartal ketiga 2024.

Baca Juga: BYD Rayakan Perjalanan Tiga Dekade di GJAW 2024

Angka ini menunjukkan peningkatan kerugian sebesar 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Xpeng dan Zeekr juga mengalami nasib serupa dengan kerugian masing-masing sebesar 1,81 miliar yuan dan 1,14 miliar yuan.

Perang harga yang sengit menjadi salah satu faktor utama kerugian ini. Produsen mobil listrik China terpaksa menurunkan harga untuk mempertahankan pangsa pasar mereka.

Selain itu, tekanan untuk terus berinovasi dan meluncurkan model baru yang lebih terjangkau juga membutuhkan investasi besar dalam penelitian dan pengembangan.

CEO Xpeng, He Xiaopeng, memberikan prediksi yang mengejutkan. Dari sekitar 300 startup mobil listrik yang pernah ada, kini hanya 40 perusahaan yang aktif memproduksi mobil, dan dalam 10 tahun ke depan, mungkin hanya tujuh produsen besar yang akan bertahan. Prediksi ini menggambarkan betapa ketatnya persaingan di industri ini.

Komunitas Mobil Listrik BYD BEYOND menyelenggarakan acara "Bond and Belong" di Jakarta. (Foto: Suara.com/Manuel Jeghesta)
Komunitas Mobil Listrik BYD BEYOND menyelenggarakan acara "Bond and Belong" di Jakarta. (Foto: Suara.com/Manuel Jeghesta)

Di tengah kerugian yang dialami sebagian besar produsen, BYD muncul sebagai pengecualian yang mencolok.

Baca Juga: Aletra Akan Perkenalkan MPV Listrik L8 EV di GJAW 2024, Bakal Tantang BYD M6?

Perusahaan ini mencatat laba bersih 11,6 miliar yuan pada kuartal ketiga dan berhasil mengalahkan Tesla dalam hal volume penjualan di China.

Kesuksesan BYD menunjukkan bahwa profitabilitas dalam industri mobil listrik masih mungkin dicapai dengan strategi yang tepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI