Suara.com - Berita mengejutkan datang dari Nissan! Produsen mobil asal Jepang ini baru saja mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk 9.000 karyawan di seluruh dunia.
Dari jumlah tersebut, sekitar 1.000 karyawan di AS diharapkan akan menerima tawaran pensiun dini hingga akhir tahun ini sebagai bagian dari upaya restrukturisasi global perusahaan.
Mengapa Nissan Melakukan PHK Besar-besaran?
Dikutip dari Carscoops, langkah drastis ini diambil setelah penurunan penjualan dan perkiraan keuntungan yang berkurang. Pada bulan sebelumnya, Nissan mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20% untuk membantu perusahaan melalui masa-masa sulit ini.
Baca Juga: Teknologi Honda yang Satu Ini Bisa Perpanjang Jarak Tempuh Kendaraan Listrik 2 Kali Lipat
Dari sekitar 17.000 karyawan yang dimiliki Nissan di AS per Maret tahun ini, 1.000 karyawan yang diharapkan menerima pensiun dini mewakili sekitar 6% dari tenaga kerja mereka di negara tersebut.
Penjualan Saham Mitsubishi
Salah satu langkah radikal lainnya yang diambil oleh Nissan adalah menjual 149.028.300 saham Mitsubishi, yang akan mengurangi kepemilikan Nissan di Mitsubishi.
Langkah ini bisa menjadi sinyal mundurnya aliansi Nissan dengan Renault dan Mitsubishi. Meskipun ada perubahan arah ini, Nissan tetap berkomitmen untuk membangun 30 model baru atau yang diperbarui sebagai bagian dari rencana The Arc yang diumumkan awal tahun ini.
Rencana The Arc dan Masa Depan Nissan
Baca Juga: Kemenperin: Insentif Bukan Hanya untuk EV, Tapi Juga untuk Hybrid
Rencana The Arc berfungsi sebagai jembatan antara rencana NEXT Nissan tahun 2020-2023 dan visi jangka panjang Ambition 2030.
Melalui The Arc, jajaran produk Nissan akan sepenuhnya diperbarui pada tahun 2026, dan dari 30 model baru yang saat ini sedang dalam pengembangan, 16 di antaranya akan memiliki sistem penggerak listrik.
Nissan juga berupaya mengurangi biaya kendaraan listrik generasi berikutnya sebesar 30% dan yakin dapat mencapai kesetaraan biaya antara kendaraan listrik dan kendaraan berbahan bakar konvensional pada tahun 2030.
Model-model yang berbeda akan diperbarui atau digantikan tergantung pada pasar. Sebagai contoh, Nissan berencana meluncurkan delapan model baru di China, tujuh di AS dan Kanada, enam di Eropa, lima di Jepang, lima di Timur Tengah, tiga di India, tiga di Afrika, dan dua di Oseania.
Nissan memperkirakan 40% dari jajaran produk global mereka akan bertenaga listrik pada tahun 2026 dan angka ini diharapkan meningkat menjadi 60% pada tahun 2030.
Dengan berbagai perubahan dan tantangan ini, masa depan Nissan terlihat penuh dengan adaptasi dan inovasi.
Semoga keputusan-keputusan ini bisa membawa perusahaan ke arah yang lebih baik dan terus berkontribusi pada perkembangan industri otomotif global.