Nada-Nada Darurat, Mengurai Makna 5 Suara Sirine Ambulans

Jum'at, 22 November 2024 | 17:00 WIB
Nada-Nada Darurat, Mengurai Makna 5 Suara Sirine Ambulans
Salah satu mobil ambulans VVIP untuk KTT G20 melintas saat apel dan pengarahan tim medis di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (12/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah hiruk pikuk lalu lintas perkotaan, suara sirine ambulans menjadi penanda penting yang mengisyaratkan situasi darurat medis. Namun, tahukah kalian bahwa setiap jenis suara sirine membawa pesan tersendiri?

Pemahaman akan makna di balik setiap bunyi sirine ini tidak hanya penting bagi petugas medis, tetapi juga vital bagi setiap pengguna jalan.

Berdasarkan UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 134, ambulans mendapat prioritas kedua setelah pemadam kebakaran dalam hal hak utama di jalan raya. Meski regulasi telah jelas, masih banyak pengguna jalan yang kurang memahami atau bahkan mengabaikan isyarat sirine ambulans.

Sistem pengkodean suara ambulans terbagi menjadi lima jenis yang masing-masing mengomunikasikan tingkat urgensi berbeda. Berikut ulasan dilansir dari berbagai sumber.

Baca Juga: Selamatkan CVT Motor Matic, Kenali Tanda-tanda Kerusakannya

Ambulans. (Pixabay.com)
Ambulans. (Pixabay.com)

Pertama, sirine Hi-Lo yang menghasilkan bunyi mirip palang kereta api, dengan kombinasi nada tinggi dan rendah berirama teratur. Suara ini menandakan ambulans sedang dalam misi penjemputan pasien, bukan berarti meminta prioritas jalan yang mendesak.

Kedua, Wailing Siren atau "suara ratapan" yang dicirikan dengan bunyi lambat bernada rendah dengan volume yang berfluktuasi setiap 4 detik. Sirine ini khusus digunakan saat ambulans mengangkut jenazah ke pemakaman atau rumah duka, mengisyaratkan penghormatan dan simpati dari pengguna jalan lain.

Ketiga, Yelp Siren atau "suara menyalak" yang memiliki karakteristik mirip ratapan namun dengan interval lebih singkat. Ditandai dengan lampu kuning, sirine ini menunjukkan pengangkutan pasien non-darurat. Meski begitu, tetap diperlukan kesadaran pengguna jalan untuk memberikan akses.

Keempat, Phaser Siren atau "sirine cepat" yang merupakan versi lebih nyaring dari Yelp dengan frekuensi sangat tinggi. Dilengkapi lampu merah, ini mengindikasikan kondisi darurat yang mengancam nyawa, membutuhkan respons segera dari pengguna jalan untuk memberi prioritas mutlak.

Terakhir, suara sirene standar yang menyerupai klakson tanpa pengulangan, biasanya digunakan dalam situasi macet untuk menarik perhatian pengguna jalan. Meski terdengar sederhana, bunyi ini tetap mengisyaratkan kebutuhan akan prioritas jalan.

Baca Juga: Aturan Coblos Surat Suara yang Sah, Wajib Tahu Sebelum Pilkada 2024

Pemahaman akan variasi suara sirine ini krusial mengingat setiap detik bisa menentukan keselamatan pasien. Terlepas dari jenis sirinenya, setiap pengguna jalan berkewajiban memberikan akses begitu mendengar sirine ambulans. Bahkan saat ambulans terlihat kosong, bisa jadi sedang dalam perjalanan menjemput pasien kritis atau kembali ke rumah sakit untuk penugasan berikutnya.

Interaksi dengan Pembaca: Bagaimana pengalaman Anda saat bertemu ambulans di jalan? Apakah Anda sudah familiar dengan perbedaan suara sirine ini? Mari berbagi pengalaman dan tips bagaimana cara terbaik memberikan jalan pada ambulans di situasi lalu lintas yang berbeda. Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI