Alasan Peminat Mobil Bekas di Indonesia Terus Meningkat, Tak Sanggup Beli yang Baru?

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 21 November 2024 | 18:05 WIB
Alasan Peminat Mobil Bekas di Indonesia Terus Meningkat, Tak Sanggup Beli yang Baru?
Pengunjung melihat mobil bekas yang dijual di bursa mobil bekas Blok M, Jakarta, Jumat (19/7/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tren peningkatan minat beli mobil bekas merupakan bagian dari respons masyarakat terhadap tingginya harga mobil baru di pasaran. Fenomena ini menunjukkan bahwa konsumen mulai mencari alternatif yang lebih terjangkau dan transparan.

Fakta itu diungkapkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

"Belakangan, mobil bekas lebih laku karena transparan. Harga yang lebih kompetitif serta informasi mengenai kondisi mobil yang jelas menjadi daya tarik utama bagi pembeli," ujar Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, Kamis (21/11/2024).

Menurut Kukuh, minat beli mobil bekas didorong oleh daya beli masyarakat yang menurun, terutama di kalangan menengah ke bawah. Kesenjangan antara pendapatan masyarakat dan harga mobil baru membuat konsumen beralih ke pasar mobil bekas sebagai solusi praktis.

"Jika pemerintah tidak segera bertindak, ekosistem industri otomotif nasional bisa terganggu," katanya.

Ia menyarankan agar pemerintah mengkaji ulang insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) yang sebelumnya berhasil meningkatkan penjualan mobil baru secara domestik.

Kukuh memprediksi penjualan mobil pada 2024 tidak akan melebihi 850 ribu unit. Angka ini diperkirakan turun lebih jauh pada 2025, seiring rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.

"Kenaikan pajak hampir selalu berdampak pada penurunan penjualan, produksi, dan bahkan pengurangan tenaga kerja," tegasnya.

Menurutnya, pemerintah perlu menyesuaikan kebijakan pajak untuk mendorong volume penjualan mobil baru, yang pada akhirnya akan menjaga keseimbangan industri otomotif di Indonesia.

Menurut Kukuh, langkah strategis seperti pemberian insentif pajak dapat menjadi stimulus yang efektif. Kebijakan ini tidak hanya akan meningkatkan penjualan mobil baru tetapi juga menjaga keberlanjutan sektor otomotif yang mempekerjakan banyak tenaga kerja.

Gaikindo menegaskan bahwa tren minat beli mobil bekas adalah sinyal penting yang perlu diperhatikan semua pihak, baik industri maupun pemerintah, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di sektor otomotif. (antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI