Paradoks Otomotif Korea: Ketika Mobil Berjaya, Motor Malah Merana

Kamis, 21 November 2024 | 17:30 WIB
Paradoks Otomotif Korea: Ketika Mobil Berjaya, Motor Malah Merana
Hyosung GT650R (Visordown)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fenomena menarik terjadi dalam industri otomotif Korea di Indonesia. Di satu sisi, mobil-mobil Korea seperti Hyundai dan Kia mencatatkan kesuksesan yang mengesankan dengan inovasi desain dan teknologi mereka. Namun di sisi lain, nasib industri sepeda motor Korea justru mengalami perjalanan yang berbeda, dengan kisah yang lebih kompleks dan penuh tantangan.

Tentu tak sedikit dari kalian yang mengenal Hyosung.  Sebagai pionir motor Korea di Indonesia, Hyosung memulai kiprahnya pada awal tahun 2000-an melalui kerjasama dengan PT Bosowa Nusantara Motor.

Perusahaan yang didirikan sejak 1978 ini awalnya memproduksi motor Suzuki dengan lisensi, sebelum akhirnya mengembangkan produk sendiri di era 80-an. Masuknya Hyosung ke Indonesia ditandai dengan berbagai produk menarik, mulai dari dual-sport RX125 hingga cruiser V-Twin GV250 Aquila.

Hyosung RX125 (hyoriders)
Hyosung RX125 (hyoriders)

Puncak popularitas Hyosung terjadi sekitar satu dekade lalu ketika dipegang PT Honlei Motor Indonesia sebagai ATPM resmi. Produk unggulan mereka, GT250R dan GT650R, menawarkan mesin V-Twin yang jarang ditemui di kelasnya. Bahkan, kedua motor tersebut diproduksi secara lokal di Semarang melalui skema CKD. Keunikan ini sempat menjadi daya tarik tersendiri di pasar Indonesia.

Baca Juga: New Hyundai Tucson Lengkapi Jajaran Produk Hybrid HMID di Indonesia

Namun, perjalanan Hyosung tidak semulus yang diharapkan. Perpindahan kepemilikan ke Kolao Holdings membawa kebingungan dalam strategi branding, dengan beberapa produk menggunakan nama Hyosung dan lainnya menggunakan brand KR Motor.

Hyosung GT650R (hyosungfactory)
Hyosung GT650R (hyosungfactory)

Situasi ini diperparah dengan praktik rebranding di berbagai negara yang membuat identitas brand semakin kabur.

Faktor Penyebab Kegagalan

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap keterpurukan motor Korea termasuk:

  • Inkonsistensi strategi branding
  • Persaingan ketat dengan produsen Jepang
  • Kurangnya jaringan after-sales yang kuat
  • Desain produk yang kurang kompetitif
  • Ketidakpastian identitas brand

Kontras dengan Kesuksesan Mobil Korea

Baca Juga: Helm Full Face Dilarang Dipakai saat Naik Motor? Ini Alasannya

Berbeda dengan sektor motor, industri mobil Korea justru menunjukkan kesuksesan luar biasa. Hyundai dan Kia berhasil membangun reputasi kuat melalui desain inovatif, teknologi modern, dan strategi pemasaran yang konsisten.

Kesuksesan ini menunjukkan bahwa Korea sebenarnya mampu bersaing di industri otomotif, namun sepertinya fokus mereka lebih terarah pada pengembangan mobil dibanding motor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI