Suara.com - Polisi sedang menyelidiki Hyundai setelah beberapa insinyur meninggal dalam kecelakaan di pabrik pengembangan mobil mereka. Kecelakaan tersebut terjadi saat kendaraan yang mereka uji tidak bergerak sama sekali.
Laporan dari Korea mengatakan bahwa ketiga pria tersebut sedang melakukan tes di ruang lingkungan yang kompleks, program yang dirancang untuk melihat bagaimana prototipe mobil merespons kondisi iklim yang disimulasikan.
Produsen mobil menggunakan ruang ini untuk memaparkan kendaraan pada panas dan dingin ekstrem, serta faktor lingkungan lainnya seperti kelembaban.
Menurut US News, kejadian ini berlangsung pada Selasa (19/11/2024) pukul 3 sore waktu setempat. Meskipun polisi masih menyelidiki kecelakaan di Divisi Kualitas Elektrifikasi pabrik Hyundai di Ulsan, media Korea melaporkan bahwa ketiga pria tersebut mati lemas, kemungkinan besar karena akumulasi gas buang di dalam ruang tersebut.
Carscoops melaporkan bahwa korban terdiri dari dua peneliti senior Hyundai, satu berusia tiga puluhan dan satu lagi di usia empat puluhan, serta seorang pria ketiga dari perusahaan luar.
Mereka ditemukan oleh rekan-rekannya di pabrik setelah gagal keluar dari ruang satu mobil pada waktu yang ditentukan.
Hyundai menyatakan belasungkawanya yang mendalam atas insiden tersebut dan akan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang untuk menentukan penyebab kecelakaan ini.
Pabrik Bersejarah Ulsan
Kecelakaan tragis ini terjadi di pabrik Ulsan, tempat produksi minivan Staria. Fasilitas Ulsan adalah situs produksi terbesar Hyundai dan juga memiliki sejarah penting karena di sinilah perjalanan Hyundai dimulai dengan versi berlisensi dari Ford Cortina Eropa pada tahun 1968.
Baca Juga: Toyota: PPN 12 Persen Berarti Harga Mobil Naik
Saat ini, fasilitas ini memproduksi sekitar seperempat dari seluruh kendaraan Hyundai dan memiliki kapasitas untuk menghasilkan hampir 1,5 juta mobil setiap tahunnya.
Tempat ini begitu besar sehingga dibagi menjadi lima pabrik, dan ironi menyedihkan di sini adalah bahwa Ulsan baru saja menerima dana sebesar $1,4 miliar untuk pembangunan pabrik keenam yang didedikasikan untuk memproduksi kendaraan listrik.