Suara.com - Mengusung tampang garang dan fitur-fitur mewah membuat Mitsubishi Xpander cukup digandrungi oleh publik. Buktinya, setidaknya data Gaikindo mencatatkan bahwa baik Xpander biasa dan Xpander reguler kerap menjajaki posisi 10 besar mobil terlaris bulanan.
Namun, di sisi lain, rupanya baru-baru ini kerap terjadi insiden kecelakaan yang melibatkan aksi nyeleneh pengendara, yang kebetulan juga menggunakan mobil MPV yang satu ini.
Saking kerapnya, sebuah akun media sosial X yang sampai repot-repot membuat catatan tiap peristiwa kecelakaan yang viral yang melibatkan mobil Xpander.
Catatan ini juga mencuplik momen saat ada Xpander menabrak mobil Porsche di dealer beberapa waktu silam, dan juga yang terbaru, saat tabrak lari yang menewaskan seorang penyandang disabilitas di ring road utara, Sleman, Jogjakarta pada bulan November 2024.
Baca Juga: Toyota: PPN 12 Persen Berarti Harga Mobil Naik
"31 Dosa besar Xpander di 2024," tulis akun bernama @/SelebtwitMobil (19/11/2024), mengawali sebuah utas yang berisi daftar panjang kecelakaan viral terkait mobil ini.
Banyak yang gusar
Selain kecelakaan viral yang didaftar oleh akun tersebut, netizen juga mengamini, dan sedikit berkeluh kesah tentang banyaknya oknum pengendara yang berulah di jalan.
"Baru kemarin saya kena senggol Xpander putih pas lagi jalan," cuit @Petr***.
"Tadi pagi depan mata liat Espender sport warna putih F 16** JT main pindah jalur seenaknya, sampai kena bemper mobil sebelahnya. Abis itu si pender main kabur aja. Kejadian keluar pintu tol depan Citos," cuap netizen dengan akun bernama @Test**.
Baca Juga: Pengguna Valet Wajib Baca! Aturan Baru Pajak Parkir yang Bikin Tarif Naik
Nyelenehnya, ada netizen yang berkelakar bahwa hal ini sudah terjadi pada pengendara produk pabrikan sejak jaman Perang Dunia kedua, merujuk sebuah pesawat tempur legendaris Mitsubishi A6M "Zero", yang kerap dipakai untuk "Kamikaze".
"Nabrak kayak kakeknya kamikaze Mitusbishi Zero," sahut @bimbi***.
Harga dan Spesifikasi Mitsubishi Xpander
Terlepas dari hal tersebut, sejatinya Mitsubishi Xpander merupakan salah satu opsi menarik untuk orang-orang yang mencari mobil keluarga 7 seater.
Mobil ini dibekali dengan mesin MIVECC 1.5 L DOHC dengan tenaga mencapai 77 kW dan torsi sebesar 141 Nm.
Mobil ini juga dilengkapi dengan sederet fitur keamanan, seperti ABS, EBD, Hill Start Assist, Emergency Stop Signal, Pedestrian Protection dan masih banyak lagi.
Mobil ini dijual dengan harga Rp 263 juta hingga Rp 324,5 jutaan.
Tak cuma Xpander
Pada utas tersebut, beberapa pengguna media sosial juga menyinggung bahwa aksi ceroboh pengendara juga kerap dilakukan oleh pengguna mobil jenis lain, mulai dari yang SUV kelas menengah seperti Fortuner dkk, dan juga mobil LCGC 7 seater yang kerap berulah di tol.
Rupanya terdapat riset yang menjelaskan kenapa ada banyak pengendara yang ceroboh, atau istilah kekiniannya "arogan".
Dikutip dari BBC, fenomena ini disebut dengan "Jebakan Persepsi Diri", di mana pengendara terlalu percaya diri, menilai keterampilan diri sendiri terlalu tinggi, padahal skill berkendara cuma gitu-gitu aja.
"Tapi bukan hanya pengemudi yang agresif yang menganggap diri mereka sebagai pengemudi yang lebih baik daripada yang sebenarnya. Secara umum, pengemudi terkenal buruk dalam menilai keterampilan mereka sendiri," tulis BBC.
Studi AS telah menunjukkan bahwa sebagian besar peserta survei menganggap diri mereka sebagai pengemudi yang lebih baik dari rata-rata.
Persepsi diri yang meningkat ini berbahaya, dalam pengalaman Sally Kyd, seorang ahli hukum pidana di University of Leicester di Inggris.
"Pengemudi memiliki kecenderungan untuk melihat diri mereka sebagai pengemudi ahli, yang keterampilannya di atas pengemudi rata-rata," kata Kyd.
"Mereka cenderung mengemudi dengan risiko karena mereka tidak mempertimbangkan undang-undang mengemudi untuk diterapkan pada mereka."
Salah satu alasan kesenjangan antara perilaku mengemudi yang sebenarnya dan dinilai sendiri adalah perbedaan keyakinan tentang apa yang merupakan mengemudi yang terampil atau aman.
"Studi terbaru kami telah menyarankan bahwa penyebab utama interaksi jalan yang negatif adalah gesekan antara berbagai gaya mengemudi di jalan," kata Steven Love, yang meneliti psikologi kognitif dan keselamatan jalan di Kolaborasi Penelitian Keselamatan Jalan MAIC/UniSC di Sippy Downs, Australia.