Tak Cuma Harga Kendaraan Naik: Apa Saja Dampak PPN 12 Persen di Industri Otomotif?

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Selasa, 19 November 2024 | 17:36 WIB
Tak Cuma Harga Kendaraan Naik: Apa Saja Dampak PPN 12 Persen di Industri Otomotif?
Ilustrasi kredit mobil [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbagai pihak mulai buka suara mengenai rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang kabarnya akan diterapkan pada awal 2025.

Kebijakan ini disebut-sebut akan membawa sejumlah dampak signifikan bagi industri otomotif, terutama dalam sektor pembiayaan kendaraan roda empat.

Berikut adalah sederet informasi yang perlu terkait kenaikan PPN di ranah otomotif, mulai dari penjelasan PPN dan juga imbasnya.

Apa itu PPN?

Baca Juga: Harga dan Spesifikasi BYD M6 Terbaru November 2024, Mobil Listrik Paling Laris di Indonesia

Ilustrasi pembayaran cicilan (unsplash.com/rupixen.com)
Ilustrasi pembayaran cicilan (unsplash.com/rupixen.com)

Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pajak yang dikenakan pada setiap pertambahan nilai konsumsi barang dan jasa. Nilai tambah ini berasal dari akumulasi biaya dan laba selama proses produksi hingga distribusi, termasuk modal, upah, sewa, listrik, serta pengeluaran lainnya.

PPN adalah jenis pajak tidak langsung, artinya konsumen sebagai penanggung pajak tidak langsung menyetorkannya kepada negara, melainkan melalui pedagang atau pengusaha yang melapor. PPN bertujuan untuk menambah pemasukan negara dan membiayai pengeluaran program-program pemerintah.

Pengaruh Pajak 12 Persen pada Pasar Otomotif

Seperti yang Suara.com telah rangkum dari Bravomotor, kenaikan Harga Jual Kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% menyebabkan harga jual kendaraan meningkat. Harga jual mobil atau motor secara on the road diprediksi mengalami kenaikan yang signifikan. Konsumen harus membayar lebih untuk membeli kendaraan baru, sehingga membuat mereka berpikir dua kali sebelum melakukan pembelian.

1. Dampak pada Daya Beli Konsumen

Baca Juga: Hanya 7 Merek Mobil Listrik China yang Akan Bertahan Hidup

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Menambah Jaringan Diler dengan Fasilitas 3S di Jatiasih, Kota Bekasi. (Foto: Manuel Jeghesta/Suara.com)
Ilustrasi dealer dan bengkel resmi. (Foto: Manuel Jeghesta/Suara.com)

Daya beli konsumen pun akan menurun akibat kenaikan harga jual kendaraan. Konsumen dengan pendapatan menengah ke bawah paling merasakan dampaknya. Kenaikan PPN membuat konsumen menunda pembelian kendaraan, yang berdampak negatif pada penjualan kendaraan secara keseluruhan.

2. Implikasi pada Produksi dan Penjualan

Diler Srikandi Diamond Motors Depok merupakan diler Mitsubishi ke 175 di Indonesia. Diresmikan 7 Maret 2024. [Dok MMKSI]
Ilustrasi diler mobil. [Dok MMKSI]

Penurunan Volume Produksi

Produsen otomotif menghadapi penurunan volume produksi. Kenaikan PPN meningkatkan biaya produksi, sehingga produsen harus menyesuaikan jumlah produksi dengan permintaan pasar yang menurun. Penurunan volume produksi ini mempengaruhi efisiensi operasional produsen.

Penurunan Penjualan Kendaraan

Penjualan kendaraan ditaksir akan mengalami penurunan akibat naiknya PPN. Konsumen menunda pembelian kendaraan baru, dan produsen otomotif mengalami penurunan pendapatan, yang mempengaruhi stabilitas keuangan mereka.

3. Dampak bagi Produsen Lokal

Dealer motor luar negeri yang membuat penasaran. (Facebook/Luca Mariani)
Dealer motor. (Facebook/Luca Mariani)

Biaya Produksi yang Meningkat

Produsen lokal menghadapi tantangan biaya produksi yang meningkat. Kenaikan PPN membuat harga komponen otomotif semakin mahal, memaksa produsen mencari cara untuk menekan biaya produksi. Tantangan ini mempengaruhi daya saing produsen lokal di pasar otomotif.

Persaingan dengan Produk Impor

Produsen lokal menghadapi persaingan ketat dengan produk impor yang menawarkan harga lebih kompetitif. Produsen lokal harus meningkatkan kualitas produk untuk bersaing, serta berinovasi dan meningkatkan efisiensi produksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI