Suara.com - Sekitar dua tahun yang lalu, CATL, produsen baterai terbesar di dunia, mengumumkan baterai sodium-ion pertamanya dan niat untuk memulai produksi pada tahun 2023. Kini, dua tahun berselang, generasi kedua baterai ini telah hadir dan produksi dijadwalkan mulai tahun 2025, dengan produksi massal yang direncanakan pada tahun 2027.
Menurut Arena EV, baterai sodium-ion generasi kedua ini dapat beroperasi normal pada suhu serendah -40°C. CATL menyatakan bahwa baterai ini juga menunjukkan kinerja keselamatan yang lebih baik dan ketahanan terhadap suhu rendah sambil mempertahankan kepadatan energinya. Meskipun angka resmi untuk kepadatan energi belum diketahui, CATL diketahui menargetkan lebih dari 200Wh/kg.
Kinerja pada suhu rendah merupakan salah satu kelemahan baterai lithium-ion, sehingga baterai sodium-ion baru ini menunjukkan banyak janji untuk menormalkan kinerja di berbagai suhu. Meskipun baterai sodium-ion saat ini tidak memiliki kepadatan energi setinggi lithium-ion, ketahanan terhadap suhu rendah memberikan keunggulan bagi mobil listrik di daerah dingin.
Prediksi Biaya dan Penggunaan Baterai Sodium-Ion
Baca Juga: Harga BYD Bulan November 2024, Mobil Listrik Terlaris di Indonesia
BYD sebelumnya memprediksi bahwa biaya baterai sodium-ion akan setara dengan baterai lithium iron phosphate (LFP) pada tahun 2025 dan akan lebih murah dari 70% dari biaya LFP dalam jangka panjang. Beberapa mobil Cina sudah menggunakan baterai sodium-ion, dan di masa depan, penggunaannya mungkin akan semakin meningkat. Menurut laporan tidak resmi dari Cina, baterai sodium-ion generasi kedua CATL bisa menggantikan 20% hingga 30% baterai LFP pada kendaraan kecil atau jarak pendek.
Peluncuran baterai sodium-ion generasi kedua oleh CATL menandai langkah penting dalam teknologi baterai. Dengan kemampuan beroperasi pada suhu sangat rendah dan peningkatan kinerja keselamatan, baterai ini menawarkan solusi inovatif untuk kendaraan yang beroperasi di daerah dingin.
Inovasi ini tidak hanya menguntungkan bagi konsumen di daerah dingin, tetapi juga membuka peluang bagi lebih banyak produsen otomotif untuk mengadopsi teknologi baterai sodium-ion, menjadikannya pilihan yang menarik untuk masa depan kendaraan listrik.