Suara.com - Australia kini bergabung dengan deretan negara yang warganya mulai enggan membeli mobil listrik. Data terbaru dari Australian Automobile Association (AAA) mengungkapkan bahwa penjualan mobil listrik di negara tersebut turun sebesar 25 persen dalam tiga bulan terakhir hingga Oktober.
Pendaftaran mobil listrik turun dari 25.353 unit pada kuartal kedua menjadi 18.990 unit pada kuartal ketiga, mengakibatkan pangsa pasar mobil listrik turun dari 8,1 persen menjadi hanya 6,6 persen. Angka ini merupakan yang terendah dalam dua tahun terakhir.
Pergeseran Minat ke Mobil Hibrida
Namun, penurunan penjualan mobil listrik tidak berarti konsumen kembali membeli mobil berbahan bakar bensin biasa. Meskipun penjualan mobil bensin juga mengalami penurunan sebesar 9,2 persen, konsumen cenderung lebih tertarik beralih ke mobil hibrida.
Baca Juga: Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Penjualan mobil hibrida meningkat sebesar 3,3 persen dari 46.727 unit menjadi 48.282 unit pada kuartal ketiga. Bahkan, penjualan mobil plug-in hibrida mengalami lonjakan mengejutkan sebesar 56 persen.
Mobil plug-in hibrida modern kini menawarkan jarak tempuh listrik yang cukup panjang, sehingga banyak pembeli merasa mereka dapat mengandalkan tenaga baterai untuk kebutuhan sehari-hari, dengan cadangan bahan bakar bensin sebagai jaminan.
Faktor Keuangan Menjadi Pemicu
Analis menilai alasan utama peralihan dari mobil listrik ke hibrida adalah faktor keuangan. Potongan harga untuk mobil listrik penuh telah dihapus di seluruh Australia kecuali di Australia Barat, yang membuat pembeli semakin enggan membeli mobil listrik penuh.
Sebaliknya, mobil plug-in hibrida masih dibebaskan dari pajak manfaat tambahan hingga April 2025, yang berpotensi menghemat ribuan dolar bagi pengemudi yang menggunakan skema leasing.
Baca Juga: Sang Bos Girang, Mobil Listrik Xiaomi Sudah Diproduksi Berapa Unit Sejak Dirilis?
“Fluktuasi kuartalan yang signifikan telah terjadi selama tujuh kuartal terakhir, namun angka penjualan selama periode tersebut menunjukkan tren pertumbuhan yang jelas untuk mobil hibrida. Sementara pangsa pasar kendaraan listrik baterai tampaknya telah mencapai puncaknya untuk saat ini,” kata AAA.
“Pada paruh pertama tahun 2023, kendaraan listrik baterai lebih banyak terjual dibandingkan hibrida. Namun, sejak itu, hibrida terus mengalahkan penjualan kendaraan listrik baterai selama lima kuartal berturut-turut.”
Berkebalikan dengan di Indonesia
Berbeda dengan penjualan mobil listrik (battery electric vehicle, BEV) Australia, di Indonesia angkanya justru terus naik.
Menurut data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan whole sales (pabrik ke dealer) mobil listrik nasional sempat bertengger di angka 23.045 unit pada Januari-Agustus 2024.
Angka tersebut secara signifikan lebih tinggi, mencapai 177,32 persen year on year (yoy) dibanding whole sales mobil listrik nasional pada periode yang sama pada tahun 2023 silam (8.310 unit).
Secara keseluruhan, mobil listrik kini telah berkontribusi setidaknya mencapai 4,11 persen terhadap total penjualan whole sales mobil nasional yang jumlahnya mencapai 560.619 unit hingga Agustus 2024.