Suara.com - Industri mobil listrik China tengah mengalami guncangan dengan kabar terbaru mengenai Neta. Perusahaan yang sempat mencatatkan pertumbuhan pesat ini kini dihadapkan pada tantangan serius. Produksi dihentikan sementara, gaji karyawan dipotong, dan penjualan yang terus menurun menjadi pukulan telak bagi Neta.
Dilansir dari CarnewsChina, Neta, yang sempat melampaui pesaing-pesaingnya seperti Li Auto, Nio, dan Xpeng pada tahun 2022, kini harus berjuang keras untuk mempertahankan posisinya.
Penurunan penjualan yang drastis, terutama pada model-model terbaru seperti Neta S Hunting, menjadi salah satu faktor utama penyebab masalah ini. Masalah pengiriman yang terkendala akibat aksesori yang hilang semakin memperparah situasi.
Selain masalah produksi dan penjualan, Neta juga menghadapi masalah internal yang serius. Perusahaan induk, Hozon Auto, telah mencatat kerugian yang terus meningkat sejak tahun 2021.
Baca Juga: Harga Mobil Listrik MG Dipastikan Lebih Murah Setelah Produksi Baterai di Indonesia
Untuk mengatasi masalah keuangan, Neta terpaksa mengambil langkah-langkah seperti memotong gaji karyawan dan menawarkan insentif ekuitas.
Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab penurunan drastis penjualan Neta antara lain:
- Persaingan yang semakin ketat: Pasar mobil listrik di China semakin kompetitif dengan munculnya banyak pemain baru yang menawarkan produk dengan harga yang lebih kompetitif dan fitur yang lebih menarik.
- Masalah kualitas: Masalah pengiriman yang terkendala akibat aksesori yang hilang dapat merusak reputasi merek dan mengurangi kepercayaan konsumen.
- Strategi bisnis yang kurang tepat: Keputusan untuk memperluas segmen pasar dan meluncurkan terlalu banyak model dalam waktu singkat mungkin telah membebani sumber daya perusahaan.
Masa depan Neta masih belum pasti. Perusahaan harus segera mengambil langkah-langkah yang efektif untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Jika tidak, Neta bisa tertinggal jauh dari para pesaingnya dan bahkan menghadapi risiko keluar dari pasar.