Suara.com - Toyota Motor Crporation mengumumkan penurunan laba kuartal pertama dalam dua tahun terakhir karena melemahnya penjualan dan masalah produksi di Jepang dan Amerika Serikat.
Toyota sebenarnya mencatat masih mencatat keuntungan hingga awal tahun, dimana model hybrid menjadi salah satu penopang penjualan.
Namun beberapa kendala seperti unit bisnis truk dan bus, persaingan ketat dari merek-merek China, dan penangguhan produksi memperlambat momentum penjualan dalam beberapa bulan terakhir.
"Pabrik kami di Indiana, Amerika Serikat, yang sebagian operasinya dihentikan, juga telah kembali beroperasi bulan lalu. Pada paruh kedua tahun fiskal ini, kami berharap dapat kembali ke laju produksi global tahunan sebesar 10 juta unit," kata Kepala Keuangan Toyota Yoichi Miyazaki dalam pernyataannya, dikutip Rabu (6/11/2024).
Toyota sendiri juga telah merevisi target produksi kendaraannya untuk tahun fiskal saat ini menjadi 10,85 juta unit atau 240.000 lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
Sementara pesaing Toyota, Honda Motor, melaporkan penurunan laba operasi sebesar 15 persen pada kuartal kedua akibat penurunan penjualan yang besar di China.
Hal ini bahkan memberikan dampak terhadap saham produsen mobil terbesar kedua di Jepang setelah Toyota tersebut yang turun sebesar 5 persen.
Baca Juga: Toyota dan Suzuki Siap Saling Gendong, Rilis SUV Listrik Tahun Depan?