Balasan China? Produsen Mobil Didesak Hentikan Investasi di Negara Pendukung Tarif Eropa

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Jum'at, 01 November 2024 | 18:51 WIB
Balasan China? Produsen Mobil Didesak Hentikan Investasi di Negara Pendukung Tarif Eropa
BYD Seal 2025. (Carscoops)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perang dagang antara Eropa dan China semakin memanas, kali ini berfokus pada industri kendaraan listrik. Pada hari Rabu, Uni Eropa resmi memberlakukan tarif impor baru terhadap mobil listrik buatan China. Tarif ini mencapai hingga 45,3%, langkah konfrontatif yang diperkirakan akan berdampak besar pada industri otomotif global.

Kenaikan tarif ini merupakan hasil dari penyelidikan panjang oleh Komisi Eropa. Tingkat tarif bervariasi antara perusahaan, tergantung pada tingkat kerjasamanya dengan otoritas UE.

Misalnya, SAIC, induk perusahaan MG, menghadapi kenaikan tarif tertinggi sebesar 35,3%, ditambah dengan tarif 10% yang sudah ada. BYD dikenakan tarif tambahan 17%, sementara Geely mengalami kenaikan tarif sebesar 18,8%.

Bersamaan dengan diberlakukannya tarif baru, Carscoops melaporkan bahwa Kementerian Perdagangan China telah meminta produsen mobil lokal untuk menghentikan rencana investasi di negara-negara yang mendukung tarif tersebut.

Baca Juga: Mungil bak March, Nissan Siap Luncurkan Mobil Listrik Murah

Sumber anonim mengatakan bahwa para pembuat mobil telah "didesak" untuk hanya berinvestasi di negara-negara yang menentang tarif tersebut, sementara tetap berhati-hati dalam merencanakan investasi di negara-negara yang abstain dari pemungutan suara.

Sepuluh anggota Uni Eropa, termasuk Prancis, Polandia, dan Italia, mendukung tarif impor tersebut. Sebanyak 12 negara lainnya abstain, sementara lima negara, termasuk Jerman, menentangnya.

Komunitas Mobil Listrik BYD BEYOND menyelenggarakan acara "Bond and Belong" di Jakarta. (Foto: Suara.com/Manuel Jeghesta)
Komunitas Mobil Listrik BYD BEYOND menyelenggarakan acara "Bond and Belong" di Jakarta. (Foto: Suara.com/Manuel Jeghesta)

Desakan dari Kementerian Perdagangan China untuk menghentikan investasi di negara-negara yang menyetujui tarif tinggi ini bisa menjadi kabar buruk bagi Italia dan Prancis.

Kedua negara tersebut telah gencar menarik merek mobil China dalam beberapa bulan terakhir, tetapi memilih untuk menyetujui kenaikan tarif.

SAIC berencana membuka pusat suku cadang di Prancis sebelum akhir tahun, dan Italia telah berbicara dengan beberapa perusahaan yang ingin menarik investasi, termasuk Chery dan Dongfeng Motor.

Baca Juga: 3 Drama China Dibintangi Cavan Wen Tayang 2024 di WeTV, Ada The Fevengers

Sementara itu, BYD tampaknya telah memainkan kartu dengan benar. Jauh sebelum tarif bahkan menjadi rumor, perusahaan tersebut berkomitmen untuk membangun pabrik di Hungaria, dan seperti nasib, Hungaria memilih untuk menentang tarif impor.

BYD juga dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk memindahkan kantor pusat Eropa-nya dari Belanda ke Hungaria.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI