Suara.com - Volkswagen, raksasa otomotif asal Jerman, sedang mencari cara untuk memangkas biaya hingga €4 miliar atau setara Rp67,5 triliun.
Ini termasuk potongan gaji yang signifikan bagi para karyawan, di tengah tingginya inflasi dan biaya hidup yang makin mencekik.
Kebijakan tersebut tentu menjadi berita yang kurang menyenangkan bagi pekerja, terutama mereka yang berada di pabrik-pabrik VW di Jerman.
Langkah ini dilaporkan oleh Carscoops, yang mengungkapkan bahwa VW tengah mempertimbangkan pemotongan gaji hingga 10% untuk beberapa kelompok karyawan.
Baca Juga: Gawat! Volkswagen akan Tutup 3 Pabrik, Puluhan Ribu Pekerja Terancam PHK
Tak hanya itu, bonus untuk karyawan tingkat atas akan dibatasi, pembayaran tambahan pada perayaan ulang tahun kerja akan dikurangi, dan bahkan ada kemungkinan penutupan beberapa lokasi produksi di Jerman.
Rencana ini menimbulkan kontroversi besar di kalangan karyawan dan masyarakat luas, mengingat dampaknya yang cukup serius.
Pemotongan Karyawan dan Produksi yang Terancam
Tidak hanya sekadar pemotongan gaji, VW dilaporkan sedang mempertimbangkan pengurangan karyawan hingga 30.000 posisi, dengan sekitar 4.000 hingga 6.000 orang di departemen penelitian dan pengembangan (R&D) yang berisiko terkena pemutusan kerja.
Jika ini benar-benar terjadi, tim R&D Volkswagen akan berkurang hampir setengahnya. Hal ini mengancam inovasi dan pengembangan teknologi baru yang selama ini menjadi andalan VW dalam bersaing di pasar otomotif global.
Baca Juga: Menteri Siap Tukar Mobil Dinas Jadi "Maung" Pindad, Tunggu Komando Prabowo
Di bulan September, VW bahkan membatalkan beberapa perjanjian tenaga kerja di enam pabriknya di Jerman yang semula menjamin pekerjaan hingga tahun 2029. Kini, perjanjian tersebut hanya berlaku sampai pertengahan tahun depan, yaitu 2024
VW menyebutkan bahwa merek mobil penumpangnya membutuhkan penghematan lebih besar lagi, hingga Rp175 triliun ($11 miliar) pada tahun 2026.
Situasi ini mencerminkan tekanan yang semakin besar bagi produsen otomotif global dalam mengelola biaya operasional, terutama ketika beralih ke produksi mobil listrik yang lebih ramah lingkungan namun mahal.
Langkah penghematan yang diambil VW menegaskan bahwa industri otomotif saat ini berada dalam masa transisi dan persaingan yang ketat.