Suara.com - Dunia teknologi dan otomotif dikejutkan dengan keputusan Apple untuk mengakhiri proyek mobil listrik otonom mereka. Setelah satu dekade pengembangan dan investasi miliaran dolar, raksasa teknologi asal Cupertino ini akhirnya menutup buku Project Titan. Apa yang menyebabkan keputusan ini dan bagaimana dampaknya bagi industri?
Seperti diketahui, Project Titan dimulai dengan ambisi besar Apple untuk merevolusi industri otomotif. Visi awalnya adalah menciptakan kendaraan listrik sepenuhnya otonom dengan fitur mewah dan pengalaman berkendara yang dipandu suara. Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus.
Dilansir dari MacReports, Apple menghadapi berbagai tantangan teknis dan regulasi sepanjang perjalanannya. Perusahaan bahkan sempat menurunkan target teknologi self-driving dari Level 4 ke Level 2+, menjadikan mobil ini lebih mirip EV standar.
Upaya terakhir untuk menyelamatkan proyek ini adalah dengan menunda peluncuran hingga 2028.
Baca Juga: Bahlil: Indonesia Segera Ekspor Bahan Baku Baterai untuk Tesla
Bulan lalu, Apple resmi menghubungi Departemen Kendaraan Bermotor California untuk mencabut Izin Produsen Program Kendaraan Otonom mereka. Langkah ini mengonfirmasi berakhirnya Project Titan.
Keputusan Apple ini tentunya berdampak pada lanskap industri mobil listrik dan teknologi otonom. Sementara Apple mundur, pemain lain seperti Tesla justru semakin agresif dengan peluncuran robotaxi dan rencana Cybercab yang sepenuhnya otonom.
Meskipun Project Titan telah berakhir, kontribusi Apple dalam mendorong inovasi di bidang mobil listrik dan teknologi otonom tidak bisa diabaikan.
Keputusan ini mungkin mengakhiri mimpi Apple di dunia otomotif, namun membuka peluang bagi perusahaan untuk fokus pada inovasi di bidang lain.
Baca Juga: Hyundai Luncurkan Inster Cross, SUV Listrik Mungil untuk Perkotaan