Suara.com - Pernahkah Anda mendengar istilah Mild Hybrid dan Hybrid? Kedua teknologi ini seringkali dianggap sama, padahal memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Kehadiran Mild Hybrid sendiri juga mulai menjamur, seperti yang terdapat pada Suzuki Ertiga hingga Mazda CX-60.
Apa sih bedanya dengan sistem hybrid yang lain? Mari kita bahas lebih dalam tentang keduanya agar Anda bisa memilih mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan seperti yang telah Suara.com rangkum untuk Anda.
Mild Hybrid (MHEV): Bantu Mesin Bekerja Lebih Efisien
Mild Hybrid adalah teknologi elektrifikasi dasar yang banyak ditemukan pada mobil-mobil saat ini. Sistem ini menggunakan kombinasi mesin bensin konvensional dengan motor listrik berukuran kecil dan baterai lithium-ion. Fungsi utama dari motor listrik dan baterai ini adalah untuk membantu mesin dalam:
Baca Juga: Dari Guru Hingga Calon Menteri, Intip Koleksi Mobil Juri Ardiantoro
- Akselerasi: Motor listrik memberikan tenaga tambahan saat Anda menginjak pedal gas, sehingga akselerasi terasa lebih responsif.
- Start-stop system: Sistem start-stop pada mobil Mild Hybrid bekerja lebih halus karena didukung oleh motor listrik.
Contoh mobil Mild Hybrid di Indonesia: Suzuki Grand Vitara, XL-7, Ertiga, dan Mazda CX-60.
Full Hybrid (HEV): Fleksibilitas Tenaga Listrik dan Bensin
Full Hybrid memiliki sistem yang lebih kompleks dibandingkan Mild Hybrid. Selain mesin bensin dan motor listrik, Full Hybrid juga dilengkapi dengan baterai berkapasitas lebih besar. Mobil Full Hybrid dapat beroperasi dalam mode listrik murni untuk jarak tertentu, sehingga lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar.
Contoh mobil Full Hybrid di Indonesia: Toyota Corolla Cross 1.8 HEV, Toyota Yaris Cross 1.5 HEV, Honda CR-V 2.0 RS e:HEV, Nissan Kicks 1.2 e-Power, dan Wuling Almaz.
Plug-in Hybrid (PHEV): Kombinasi Terbaik dari Dua Dunia
Baca Juga: Citroen Perbarui Jajaran Sedan C4 dan C4 X: Tampilan Baru, Fitur Canggih, dan Opsi Elektrifikasi
Plug-in Hybrid (PHEV) merupakan perpaduan antara mobil listrik dan mobil bensin. PHEV memiliki baterai yang jauh lebih besar dibandingkan Hybrid, sehingga dapat menempuh jarak yang lebih jauh dalam mode listrik murni. Selain itu, baterai PHEV dapat diisi ulang menggunakan sumber listrik eksternal.
Contoh mobil PHEV di Indonesia: BMW XM dan Toyota RAV4 PHEV.
Mana yang Lebih Baik?
Pilihan antara Mild Hybrid, Hybrid, atau PHEV tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing individu. Jika Anda mencari mobil dengan efisiensi bahan bakar yang lebih baik dan fitur start-stop yang halus, Mild Hybrid bisa menjadi pilihan yang tepat.
Namun, jika Anda menginginkan mobil yang dapat berjalan sepenuhnya dengan tenaga listrik untuk jarak tertentu, Hybrid atau PHEV adalah pilihan yang lebih baik.
Tips Memilih
- Jarak tempuh harian: Jika Anda sering melakukan perjalanan jarak jauh, PHEV mungkin lebih cocok karena memiliki jangkauan listrik yang lebih jauh.
- Fasilitas pengisian daya: Jika Anda memiliki akses ke fasilitas pengisian daya, PHEV akan lebih optimal.
- Anggaran: PHEV biasanya memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan Mild Hybrid atau Hybrid.
Teknologi hybrid semakin berkembang dan menawarkan berbagai pilihan bagi konsumen. Dengan memahami perbedaan antara Mild Hybrid, Hybrid, dan PHEV, Anda dapat memilih mobil yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup Anda.