Suara.com - Sepeda motor masih menjadi moda transportasi utama masyarakat Indonesia. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, pasar roda dua mulai diramaikan dengan sepeda motor listrik.
Namun dengan beberapa keunggulan dari sisi efisiensi biaya serta adanya insentif, sayangnya penjualan sepeda motor listrik masih belum sesuai dengan target yang diharapkan pemerintah.
Menurut Raditya Wibowo selaku CEO sebuah perusahaan sepeda motor listrik di Indonesia, terdapat beberapa faktor yang membuat penjualan sepeda motor listrik belum sesuai harapan.
Salah satunya, belum ada produk yang bener-bener bisa menjawab kebutuhan masyarakat.
Baca Juga: Sensasi Mencoba Layanan Mobil Listrik Gojek di YIA, Begini Fitur dan Speknya
"Kebanyakan masyarakat tahunya motor listrik itu nggak bisa dipakai jauh, tarikan gasnya kurang optimal, atau bingung charge-nya dimana. Jadi hal-hal dasar seperti ini yang membuat tingkat adopsi motor listrik rendah," ujar Raditya Wibowo, Jumat (11/10/2024).
Tercatat penjualan sepeda motor listrik sebetulnya mengalami peningkatan lebih dari tiga kali lipat dari 2022 ke 2023. Namun secara penetrasi masih tertinggal jika dibandingkan dengan mobil listrik.
Untuk tahun 2023 saja, penetrasi sepeda motor listrik hanya sekitar 1% dari penjualan unit sepeda motor baru. Sedangkan penjualan mobil listrik sudah lebih dari 2% dari total penjualan mobil.
"Jadi sepeda motor listrik yang ada di pasaran saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia akan sepeda motor yang memiliki kinerja, durability, dan keandalan yang baik. Intinya, belum ada sepeda motor listrik yang enak dan berkualitas," pungkas Raditya.
Baca Juga: Bos Toyota: Mobil Listrik Akan Bikin Lebih Banyak Orang Menganggur