Suara.com - Ketua Dewan Pembina Persatuan Becak Listrik Indonesia (PBLI) Jenderal TNI (Purn) Wiranto menilai bahwa inisiatif presiden terpilih Prabowo Subianto terkait becak listrik mampu mendorong ekonomi rakyat dan pariwisata berkelanjutan.
"Ini program becak listrik ini bagus sekali. Apalagi ini diinisiasi oleh Pak Prabowo. Ini sangat membantu ekonomi masyarakat bawah. Banyak implikasi selain mengangkat ekonomi, ada isu green energy, juga pariwisata," kata Wiranto dalam pertemuan dengan pengurus PBLI, di Jakarta, Rabu.
Program becak listrik sebagai inovasi transportasi ramah lingkungan diluncurkan atas inisiatif dari presiden terpilih Prabowo Subianto guna mendorong ekonomi rakyat dan meningkatkan pariwisata berkelanjutan di tanah air.
Melalui wadah PBLI, gerakan ini memiliki tujuan untuk mengurangi polusi dan kemacetan, becak listrik diharapkan menjadi solusi transportasi yang dapat memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat, khususnya bagi pengemudi becak tradisional.
Baca Juga: Kabar Gembira, Tarif LRT Jabodebek Maksimal Rp 10.000 di Akhir Pekan dan Libur Nasional
Becak Listrik itu merupakan inovasi yang diproduksi di Kota Bandung dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 70 persen.
Program ini menargetkan penyebaran becak listrik di seluruh Indonesia, memberikan akses yang lebih baik kepada masyarakat di berbagai daerah. Becak listrik itu juga dilengkapi dengan throttle gas, kunci kontak, canopy, dan double sadel untuk kenyamanan penumpang.
Ketua PBLI Mayor Jenderal TNI (Purn) Glenny Kairupan mengatakan bawah becak listrik adalah langkah maju yang penting untuk mengatasi masalah transportasi di perkotaan.
"Selain ramah lingkungan, program ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan mereka,” ujar Glenny yang turut didampingi sejumlah Pengurus PBLI lainnya.
Dalam konteks pariwisata, becak listrik menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan untuk menjelajahi kawasan wisata dengan cara yang lebih berkelanjutan.
Baca Juga: Airnya Tak Jalan, Pramono Sebut Wacana River Way Ridwan Kamil di Jakarta Tak Mungkin
Destinasi-destinasi pariwisata akan lebih menarik dengan kehadiran becak listrik, menciptakan pengalaman yang lebih menarik dan ramah lingkungan.
"Dengan langkah ini, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan," katanya pula.
Menilik sejarah becak di Indonesia, dimana pertama kali muncul di Batavia (Jakarta) dan kemudian berkembang ke Surabaya pada tahun 1940.
Menurut Jawa Shimbun terbitan 20 Januari 1943, becak diperkenalkan dari Makassar ke Batavia pada akhir 1930-an.
Pascaperang, meskipun jalur dan moda transportasi semakin berkembang, becak tetap bertahan dan menyebar hampir di seluruh Indonesia.
Pada pertengahan hingga akhir 1950-an, tercatat ada sekitar 25.000 hingga 30.000 becak di Jakarta, dengan jumlah tertinggi mencapai 160 ribu pada tahun 1966.
Berikut susunan Pengurus Persatuan Becak Listrik Indonesia:
Ketua Dewan Pembina :
Jenderal TNI (Purn) Wiranto
Ketua PBLI: Mayor Jenderal TNI (Purn) Glenny Kairupan
Sekjen PBLI: Michael Umbas
Bendahara Umum PBLI: Anton Ramli
Berikut spesifikasi becak listrik:
Versi 1:
Dinamo Tenaga / Motor: BLDC
Baterai: SLA 12.000 mAh
Tegangan: 48 Volt
Kecepatan Maksimum: 15 KM/Jam
Pengisian Baterai: 6 Jam
Jarak Tempuh Full Listrik: 60 KM
Jarak Tempuh Hybrid: 80 KM
Berat Becak: 120 KG
Berat Maksimum Penumpang: 200 KG
Dimensi: 2m x 1m x 1,5m
Rem: Tromol
Kemiringan Tanjakan Maksimum: 10 Derajat
Layar: LCD
Versi 2:
Motor: 1000 Watt
Baterai: SLA 15.000 mAh
Tegangan: 48 Volt
Kecepatan Maksimum: 22 KM/Jam
Pengisian Baterai: 7 Jam
Jarak Tempuh Full Listrik: 60 KM
Jarak Tempuh Hybrid: 100 KM
Berat Becak: 100 KG
Berat Maksimum Penumpang: 200 KG
Dimensi: 1,8m x 0,9m x 1,5m
Rem: Cakram
Kemiringan Tanjakan Maksimum: 15 Derajat
Layar: LCD + Speedometer