Perang Dagang Memanas: China Naikkan Tarif Impor Mobil Eropa

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:57 WIB
Perang Dagang Memanas: China Naikkan Tarif Impor Mobil Eropa
Mercedes-Benz GLB 200. (Mercedes-Benz Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - China telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan tarif impor mobil-mobil mewah dan bertenaga besar dari Uni Eropa. Langkah ini merupakan balasan atas rencana Uni Eropa untuk mengenakan tarif tinggi pada mobil listrik buatan China.

Laporan dari Carscoops memaparkan bahwa Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa tarif impor akan mulai berlaku pada hari Jumat (11/10/2024) dan akan mencapai 30,6% hingga 39,0%. Langkah ini diambil sebagai tanggapan atas investigasi yang menemukan bahwa industri brandy domestik China terancam oleh impor dari Eropa.

Perang dagang antara China dan Uni Eropa semakin memanas dengan adanya langkah-langkah proteksionis dari kedua pihak. Pemerintah China khawatir bahwa industri otomotif domestik mereka akan terdampak oleh mobil listrik murah dari China.

Sementara itu, Uni Eropa juga telah mempertimbangkan untuk mengenakan tarif tinggi pada mobil listrik China. Namun, China telah menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan tindakan yang tidak adil dan melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Baca Juga: Akal Licik WN China Demi Jalankan Bisnis Judi Online di Indonesia, Bos Slot8278 Nyamar jadi Investor

Komunitas Mobil Listrik BYD BEYOND menyelenggarakan acara "Bond and Belong" di Jakarta. (Foto: Suara.com/Manuel Jeghesta)
Ilustrasi mobil listrik asal Tiongkok. (Foto: Suara.com/Manuel Jeghesta)

Selain tarif impor mobil mewah dan bertenaga besar, China juga sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan tarif impor produk lainnya seperti daging babi dan produk susu dari Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa China siap mengambil tindakan tegas untuk melindungi industri domestik mereka.

Perang dagang ini dapat berdampak signifikan pada hubungan ekonomi antara China dan Uni Eropa. Kedua pihak perlu mencari solusi bersama untuk menyelesaikan perselisihan ini dan menghindari dampak negatif yang lebih besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI