Suara.com - Mazda Amerika Serikat telah mendapat kritik tajam dari penggemar otomotif setelah mengumumkan bahwa beberapa layanan sebelumnya gratis kini hanya tersedia melalui langganan berbayar. Louis Rossmann, seorang advokat hak perbaikan, telah menyuarakan ketidakpuasannya terhadap langkah Mazda ini.
Menurut laporan Carscoops, salah satu layanan yang kini menjadi berbayar adalah remote start. Sebelumnya, produsen mobil asal Jepang ini menawarkan fitur ini tanpa biaya tambahan. Namun, kini pelanggan harus membayar $10 per bulan (sekitar Rp 150 ribu) atau $120 per tahun (Rp 1,8 juta) untuk menggunakan layanan tersebut.
Meskipun Mazda menawarkan opsi remote start menggunakan fob, fitur ini kini hanya dapat diakses melalui aplikasi smartphone yang memerlukan langganan. Hal ini membuat banyak pelanggan merasa kecewa dan tertipu.
Mazda Menghadapi Kritik
Baca Juga: Diesel Hingga Listrik, Mobil Rancangan Mahasiswa Brawijaya Siap Bersaing di KMHE 2024
Mazda telah menghadapi kritik dari pelanggan dan komunitas online karena kebijakan langganan ini. Beberapa pelanggan menganggap bahwa fitur-fitur seperti remote start seharusnya menjadi standar pada kendaraan modern dan tidak perlu dibayar tambahan.
Selain itu, Mazda juga telah menghadapi kritik karena tindakannya terhadap proyek open-source yang dikembangkan oleh Brandon Rorthweiler. Proyek ini memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan remote start tanpa perlu berlangganan. Mazda telah mengajukan DMCA takedown notice untuk menghentikan proyek ini, dengan alasan bahwa proyek tersebut melanggar hak cipta Mazda.
Tren Subscription Model pada Industri Otomotif
Langkah Mazda ini menunjukkan tren terbaru di industri otomotif, di mana produsen mulai menawarkan fitur-fitur tambahan sebagai layanan berlangganan. BMW, misalnya, menawarkan fitur adaptive suspension dengan biaya berlangganan. Ferrari juga berencana menawarkan langganan baterai untuk mendapatkan perpanjangan garansi.
Kebijakan langganan yang diterapkan oleh Mazda telah menimbulkan kontroversi di kalangan penggemar otomotif. Meskipun langkah ini dapat memberikan pendapatan tambahan bagi produsen, hal ini juga dapat mengurangi kepuasan pelanggan dan menciptakan ketidakpercayaan.
Baca Juga: Oppo Find X8: Desain Premium, Tahan Air dan Debu, Fitur Lengkap!
Semoga tren sedemikian tidak menular di Indonesia, ya!