Benar saja, karena kami akhirnya tiba di pusat kota Semarang dan mengakhiri perjalanan dengan kondisi baterai tersisa 13 persen, atau setara dengan jarak 62 km.
Penting dicatat beberapa All New Kona Electric lain dalam rombongan kami bahkan masih sisa baterai 17 persen dan bahkan 20 persen.
Usai test drive, Chief Marketing Officer PT Hyundai Motors Indonesia Budi Nur Mukmin mengatakan dengan baterai tersisa 13 persen, harusnya All New Kona Electric yang kami kemudikan masih bisa melaju ke Solo.
Disambut positif pasar
All New Kona Electric sendiri merupakan mobil listrik pertama yang baterainya diproduksi di Indonesia. Sel baterai mobil ini diproduksi oleh PT HLI Green Power dan di-pack oleh PT Hyundai Energy Indonesia. Kedua pabrik ini berlokasi di Jawa Barat.
Material utamanya, nikel juga berasal dari Indonesia. Sebagaian besar engineer pada kedua pabrik tersebut juga adalah asli Indonesia. Baterai All New Kona Electric terdiri dari 216 sel, yang tersusun di 27 modul.
Budi, dalam obrolan dengan para jurnalis usai test drive di Semarang, mengatakan All New Kona Electris mendapat sambutan positif dari pasar Indonesia.
Sejak diluncurkan pada Juli lalu, mobil listrik ini sudah dipesan lebih dari 1500 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 600 unit telah dikirimkan ke konsumen.
"Uniknya, varian yang paling banyak dipesan adalah yang paling tinggi," terang Budi.
Baca Juga: Resmi Dipasarkan di Semarang, Ini Daftar Harga All New KONA Electric
All New Kona Electric terdiri dari 5 tipe, yakni Signature Long Range, Signature Standard Range, Prime Long Range, Prime Standard Range, dan Style. Harganya mulai Rp 499 juta hingga Rp 590 juta.