Sindiran Jurnalis Asing Tentang MotoGP Mandalika: Tontonan Orang Kaya, Bukan Pencinta Balap

Jum'at, 27 September 2024 | 18:47 WIB
Sindiran Jurnalis Asing Tentang MotoGP Mandalika: Tontonan Orang Kaya, Bukan Pencinta Balap
Link Nonton MotoGP Mandalika 2024 (ntbprov.go.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sirkuit Mandalika yang megah menjadi panggung bagi ajang balap motor paling bergengsi, MotoGP. Namun, di balik kegemerlapan acara ini, tersimpan pertanyaan besar: apakah MotoGP Mandalika benar-benar menjadi ajang yang inklusif bagi semua penggemar balap motor di Indonesia, khususnya masyarakat sekitar? Kritik pedas dilontarkan oleh seorang jurnalis asing yang menyoroti mahalnya harga tiket dan aksesibilitas yang terbatas.

Simon Patterson, seorang jurnalis independen yang berpengalaman meliput MotoGP, menyoroti disparitas yang mencolok antara antusiasme masyarakat lokal terhadap MotoGP dan kemampuan mereka untuk menyaksikan langsung balapan tersebut.

Harga tiket yang dianggap terlalu mahal dibandingkan dengan upah minimum di sekitar Lombok membuat banyak penggemar berat MotoGP harus gigit jari.

"Masalah penonton di Mandalika terus berlanjut. Tribun utama menampung sekitar 30.000 orang - dan saya perkirakan ada sekitar 500 orang di sana sekarang," tulis Simon dalam akun X-nya denkmit.

Baca Juga: MotoGP Mandalika 2024 Berjarak Satu Pekan dari Emilia Romagna, Emang Siap?

"Berbicara dengan banyak penduduk lokal yang tergila-gila MotoGP yang tidak mampu membeli tiket. Tiket masuk umum seharga €30 (Rp500 ribuan) di pulau dengan upah minimum bulanan sebesar €150 (Rp2,5 jutaan)," lanjutnya.

Kontras yang Mencolok

Kontras yang mencolok terlihat jelas antara antusiasme ribuan penonton yang memadati parade pembalap di Kota Mataram dan jumlah penonton yang hadir di sirkuit. Simon menggarisbawahi bahwa banyak warga lokal yang tidak mampu membeli tiket untuk menyaksikan balapan secara langsung.

"Menyedihkan sekali, karena ketika melihat pemandangan seperti ini rasanya penggemar Indonesia pantas mendapatkan yang lebih baik dari perlombaan ini," tulisnya.

Kritik Simon Patterson ini mengundang perdebatan sengit. Apakah MotoGP Mandalika benar-benar menjadi ajang yang inklusif bagi semua penggemar balap motor di Indonesia? Atau, apakah acara ini lebih condong menjadi ajang eksklusif yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu?

Baca Juga: Motor Listrik Honda EM1 e: Akan Digunakan Pembalap MotoGP di Sirkuit Mandalika

Beberapa pihak berpendapat bahwa harga tiket yang mahal merupakan konsekuensi dari upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan MotoGP di Indonesia.

Namun, di sisi lain, banyak yang merasa bahwa harga tiket yang terlalu tinggi justru menghambat akses masyarakat terhadap olahraga yang mereka cintai.

Harapan untuk Masa Depan

Simon Patterson menyarankan agar Indonesia bisa menyelenggarakan dua balapan MotoGP. Satu di Mandalika untuk wisatawan, dan satu lagi di sirkuit lain, seperti Sentul, yang lebih terjangkau bagi masyarakat lokal. Dengan demikian, lebih banyak penggemar balap motor di Indonesia yang dapat menikmati secara langsung aksi para pembalap dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI