Suara.com - Kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi dalam keadaan mabuk menjadi masalah serius hampir di seluruh dunia.
Untuk mengatasi masalah ini, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) tengah mengembangkan teknologi canggih yang dapat mencegah orang mabuk mengemudi.
Dilansir dari Carscoops, teknologi ini dirancang untuk secara otomatis mendeteksi tanda-tanda keracunan alkohol pada pengemudi.
Mereka dikabarkan akan menyelesaikan teknologi ini pada 15 November 2024. Jika teknologi itu sudah rampung maka akan ditetapkan menjadi aturan yang harus dipatuhi dan diterapkan produsen mobil.
Baca Juga: Menkominfo Minta Pengusaha Produk Lokal Manfaatkan Teknologi Digital, Singgung Malaysia-Vietnam
Beberapa metode yang mungkin digunakan antara lain:
- Analisis napas: Sensor akan mendeteksi kadar alkohol dalam napas pengemudi.
- Pemantauan gerakan mata: Kamera akan melacak gerakan mata pengemudi untuk melihat apakah ada tanda-tanda gangguan koordinasi.
- Pengukuran waktu reaksi: Pengemudi akan diminta untuk melakukan serangkaian tes sederhana untuk mengukur waktu reaksi mereka.
Jika sistem mendeteksi adanya indikasi keracunan alkohol, mobil akan langsung terkunci dan tidak dapat dihidupkan. Tujuannya adalah untuk mencegah pengemudi mabuk membahayakan dirinya sendiri dan orang lain di jalan.
Meskipun tujuannya mulia, pengembangan teknologi ini menghadapi beberapa tantangan, seperti:
- Akurasi: Sistem harus sangat akurat dalam mendeteksi keracunan alkohol untuk menghindari kesalahan yang dapat merugikan pengemudi yang tidak bersalah.
- Privasi: Pengumpulan data pribadi seperti pola pernapasan dan gerakan mata menimbulkan kekhawatiran tentang privasi pengguna.
- Biaya: Pengembangan dan implementasi teknologi ini membutuhkan biaya yang besar.
- Penerimaan publik: Tidak semua orang akan setuju dengan adanya teknologi yang membatasi kebebasan mereka.