Suara.com - Penjualan mobil listrik (BEV) di Indonesia semakin mendekati jumlah penjualan mobil hybrid (HEV). Berdasarkan laporan Gaikindo pada September, gap penjualan BEV dan HEV secara wholesales pada Agustus sudah semakin sempit.
Penjualan HEV pada Agustus 5511 unit. Sementara penjualan BEV sudah mencapai 5321 unit, atau hanya berselisih sekitar 100an unit saja.
Menyempitnya gap antara penjualan HEV dan BEV di Indonesia pada tahun ini sebenarnya sudah dimulai pada Juni kemarin, ketika BYD mulai melaporkan penjualan mobilnya di Indonesia.
Jika melihat laporan bulanan penjualan mobil Gaikindo, terlihat bahwa selama Januari - Mei, selisih antara penjualan HEV dan BEV hampir mencapai 2000 unit.
Tetapi pada Juni, ketika BYD sudah melaporkan penjualan mobilnya di Tanah Air, jurang pemisah itu menyempit.
Pada Juni, misalnya, penjualan BEV mencapai 3813 unit naik hampir dua kali lipat dari Mei. Sementara penjualan HEV adalah 4060. Dari jumlah penjualan mobil listrik itu, hampir separuhnya disumbang BYD, sementara sisanya datang dari penguasa pasar yakni Wuling, MG, Hyundai dan Chery.
Di Juli penjualan BEV kembali naik menjadi 4328 unit dan penjualan HEV juga naik ke 4954 unit. Puncaknya pada Agustus, kedua jenis mobil itu terjual di atas 5000 unit.
BEV terjual sebanyak 5321 unit dan lebih dari separuhnya disumbang BYD. Sementara HEV, yang mengandalkan Toyota sebagai tulang punggung, laku sebanyak 5511 unit.
Baca Juga: Daftar Tiga Mobil Listrik Terlaris di Indonesia, Wuling BinguoEV Masih Mendominasi
Selama 8 bulan 2024, penjualan mobil listrik murni sudah mencapai 23200 unit, sementara HEV sebanyak 35277 unit. Dengan capaian ini, porsi BEV di pasar mobil elektrifikasi Indonesia naik dari sekitar 30 persen pada semester pertama kemarin, menjadi 40 persen pada Agustus.