Suara.com - Mini Cooper SE, mobil listrik ikonik berdesain unik, ternyata sedang menghadapi masalah serius. Lebih dari 12.500 unit Mini Cooper SE EV harus ditarik kembali atau kena recall akibat adanya potensi korsleting pada baterai tegangan tingginya.
Dilansir dari Carscoops, masalah ini disebabkan oleh cacat pada proses produksi baterai. Selama perakitan, senyawa pengikat yang digunakan tidak cukup kuat untuk merekatkan kedua bagian rumah baterai. Hal ini memungkinkan air masuk ke dalam baterai dan memicu korsleting.
Korsleting pada baterai tegangan tinggi dapat menyebabkan overheating bahkan kebakaran, dan yang lebih mengkhawatirkan, hal ini bisa terjadi meskipun kendaraan sedang tidak digunakan.
Penarikan ini menyasar sebanyak 12.535 unit Mini Cooper SE 2 Door Hardtop yang diproduksi antara tahun 2020 hingga 2024.
Baca Juga: HP Jadi Lemot dan Boros Baterai, Jangan Aktifkan Fitur Ini di HyperOS!
Pihak BMW, selaku produsen Mini, telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini. Mulai Oktober mendatang, pemilik kendaraan akan diberitahu mengenai penarikan ini.
Untungnya, masalah ini dapat diatasi tanpa perlu perbaikan mekanis yang rumit. Pemilik kendaraan hanya perlu melakukan pembaruan perangkat lunak pada mobil mereka.
Pembaruan ini akan menambahkan fitur diagnostik yang dapat mendeteksi kerusakan pada baterai dan secara otomatis mengurangi daya baterai jika ditemukan masalah.
Meskipun kejadian ini tentu saja mengkhawatirkan, pihak BMW telah bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini dan memastikan keamanan konsumen.
Dengan adanya pembaruan perangkat lunak, diharapkan masalah ini dapat teratasi secara efektif dan mencegah terjadinya insiden yang tidak diinginkan di masa depan.
Baca Juga: Pemilik Mobil Listrik Wajib Tahu, Ini Kelemahan Baterai LFP yang Jarang Diketahui
Jangan lupa ikuti akun Instagram @suaraoto untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia otomotif!