Suara.com - Citroen, merek mobil asal Prancis yang telah berkiprah di Australia selama lebih dari seabad, resmi mengumumkan penghentian penjualan mobil baru di negara tersebut.
Keputusan ini diambil setelah melihat tren penjualan yang terus menurun. Dalam lima tahun terakhir, pabrikan mobil yang mulai buka lapak sejak 1923 ini hanya mampu menjual sekitar 200 unit mobil per tahun di Australia.
Angka ini sangat kecil, bahkan jika dibandingkan dengan merek-merek mewah seperti Maserati, Ferrari, dan Lotus yang justru mengalami pertumbuhan penjualan.
Laporan dari Carscoops mengisyaratkan bahwa faktor utama di balik keputusan ini adalah ketidaksesuaian antara produk Citroen dengan selera konsumen Australia.
Baca Juga: Anti Boncos di Jalan! Ini Tips Aman Berkendara Jauh Pakai Mobil Listrik
Fokus Citroen pada segmen mobil kecil dan harga yang terjangkau tampaknya kurang menarik bagi pasar Australia yang cenderung menyukai mobil-mobil berukuran lebih besar dan dengan fitur-fitur premium.
Meskipun penjualan akan dihentikan pada November 2024, Citroen tetap berkomitmen untuk memberikan layanan purna jual kepada pemilik mobil Citroen yang masih ada di Australia.
Jaringan dealer dan bengkel resmi akan tetap beroperasi untuk memenuhi kebutuhan perawatan dan perbaikan kendaraan.
Indonesia jadi sekoci penyelamat?
Sebelum Citroen angkat kaki dari Australia, produsen mobil Prancis telah kembali hadir di Indonesia setelah absen selama lebih dari dua dekade.
Baca Juga: Hujan dan Macet Tak Masalah! Tips Aman Berkendara Mobil Listrik dalam Segala Kondisi
Citroen resmi kembali pada 4 Oktober 2022 melalui kerja sama dengan Indomobil Group sebagai distributor tunggal.
Kini Citroen telah menghadirkan sejumlah mobil ke tanah air, termasuk city car C3 dan C5 Aircross SUV.