Suara.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menerima keputusan pemerintah untuk tidak memberikan insentif kepada kendaraan di segmen hybrid.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto pekan ini mengatakan para produsen mobil di Indonesia harus mencari cara lain untuk meningkatkan penjualan mobil hybrid setelah dipastikan tidak mendapatkan insentif dari pemerintah.
“Kita harus terima keputusan Pemerintah ini. “Para APM harus mencari strategi lain, agar dapat meningkatkan penjualan mobil-mobil hybrid nya,” terang Jongkie.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan tidak ada penambahan kebijakan baru untuk sektor otomotif pada tahun ini.
Dengan tidak adanya perubahan, artinya pemerintah juga tidak akan mengeluarkan kebijakan dalam memberikan insentif untuk kendaraan hibrida di Indonesia.
Menurut dia, segmen ini sudah sangat mendapatkan sambutan yang baik bahkan tumbuh hingga dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hybrid Kuasai Pasar Mobil Elektrifikasi
Di sisi lain Direktur PT Astra International Tbk Henry Tanoto mengatakan 70 persen pasar mobil elektrifikasi dikuasai oleh kendaraan hybrid. Astra membawahi beberapa merek otomotif Indonesia, yakni Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, UD Trucks dan sepeda motor Honda.
Dalam jumpa pers Public Expose 2024 PT Astra International Tbk, Kamis (8/8/2024) Henry mengungkap bahwa pasar mobil elektrifikasi di Indonesia terus tumbuh, dari 6,6 persen pada 2023 menjadi 9,3 persen pada tahun ini.
Baca Juga: Berkunjung ke Pameran Otomotif GIIAS 2024
“Mayoritas dari 9,3 persen ini hampir 70 persennya adalah hybrid,” tegas dia.