Fitur Autopilot Tesla Bikin Geger, Satu Keluarga Ajukan Gugatan

Rabu, 07 Agustus 2024 | 11:03 WIB
Fitur Autopilot Tesla Bikin Geger, Satu Keluarga Ajukan Gugatan
Fitur autopilot Tesla tak mampu bekerja dengan baik saat jalanan macet parah (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tesla, perusahaan otomotif yang digawangi oleh Elon Musk, telah berhasil merevolusi industri otomotif dengan menghadirkan mobil listrik yang canggih.

Salah satu fitur unggulannya adalah Autopilot, sebuah sistem bantuan pengemudi yang memungkinkan mobil untuk melakukan sejumlah tugas mengemudi secara otomatis.

Namun, di balik inovasi yang mengagumkan ini, terdapat sejumlah kontroversi yang terus bergulir.

Dilansir dari Rideapart, dunia dikejutkan oleh sebuah insiden kecelakaan yang melibatkan mobil Tesla dengan fitur Autopilot aktif.

Baca Juga: Tes Drive BYD M6 ke Bandung: Menikmati Mobil Listrik 7 Penumpang Pertama Indonesia

Seorang pengendara sepeda motor tewas setelah ditabrak oleh sebuah Tesla Model 3 yang sedang dalam mode Autopilot.

Insiden ini memicu gelombang kritik terhadap Tesla dan fitur Autopilot-nya. Keluarga korban, Landon Embry kemudian mengajukan gugatan hukum, mengklaim bahwa sistem Autopilot yang digunakan Tesla cacat dan tidak mampu mendeteksi bahaya seperti pengendara sepeda motor.

Prestige Bawa Tesla Model 3 Highland ke Indonesia. (Foto: Prestige)
Prestige Bawa Tesla Model 3 Highland ke Indonesia. (Foto: Prestige)

Mereka menuntut agar Tesla melakukan perbaikan pada sistem Autopilot, termasuk meningkatkan kemampuan kamera untuk mendeteksi objek di sekitar kendaraan dan memperbaiki sistem pengereman darurat otomatis.

Hingga saat ini, Tesla belum memberikan jawaban terkait gugatan yang dilayangkan oleh Landon Enmbry tersebut.

Kasus ini bukanlah yang pertama kalinya Autopilot terlibat dalam kecelakaan fatal. Sebelumnya, telah terjadi beberapa insiden serupa yang melibatkan kendaraan Tesla. Hal ini memunculkan pertanyaan besar mengenai keamanan dan keandalan sistem Autopilot.

Baca Juga: Hyundai Batasi Akses SPKLU untuk Mobil Listrik Merek Lain, BYD dan Kawan-kawan Gigit Jari

Para pendukung Autopilot berargumen bahwa fitur ini dapat meningkatkan keselamatan berkendara dengan mengurangi kesalahan manusia.

Namun, para kritikus berpendapat bahwa Autopilot masih belum cukup matang dan dapat memberikan rasa aman yang palsu kepada pengemudi.

Insiden-insiden yang terjadi menunjukkan bahwa masih banyak PR yang harus dilakukan untuk menyempurnakan teknologi otonom seperti Autopilot.

Regulasi yang lebih ketat, peningkatan kemampuan sensor dan perangkat lunak, serta edukasi yang intensif bagi pengemudi menjadi hal-hal yang sangat penting untuk memastikan keselamatan penggunaan teknologi ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI