Suara.com - BYD M6 baru saja diluncurkan di GIIAS 2024 pada pertengahan Juli kemarin dan terbukti sukses dengan pemesanan hingga ribuan unit di pameran 10 hari tersebut.
Sepekan setelah pameran berakhir, Suara.com berkesempatan menguji langsung mobil listrik 7 penumpang pertama di Indonesia itu dalam perjalanan Jakarta - Bandung - Jakarta pada awal minggu ini.
Menyetir maupun saat duduk di kursi belakang MPEV (multi purpose electric vehicle) itu, kesan yang diperoleh adalah bertenaga, nyaman dan canggih.
Tenaga
Baca Juga: Makin Terjangkau! BYD Rilis Varian Baru Dolphin & Atto 3 di GIIAS 2024
Kami mengawali perjalanan pada Senin (5/8/2024) dari dealer BYD Harmony Auto Sudirman, Jakarta melewati tol Cikampek, Cipali, Subang, sebelum sampai di sudut Dago, Bandung bagian utara. Suara.com menumpang BYD M6 Superior Captain Seat bersama dua rekan wartawan lainnya.
Membelah kemacetan di Jakarta hingga tol dalam kota, kami menggunakan mode Eco yang tersedia di BYD M6. Memasuki tol layang MBZ, mode beralih ke Sport dan alhasil tarikan yang dihasilkan M6 naik dramatis.
Menempuh jarak 96 km, baterai tersisa 74 persen ketika kami beristirahat sebentar di Rest Area 86 Cipali.
Ketika kami meneruskan perjalanan dan keluar di pintu tol Subang, medan lantas berubah drastis. Jika tadi kami melewati jalanan landai, kini yang dihadapi jalanan penuh tikungan dan mayoritas tanjakan.
Tujuan kami berikutnya adalah Asstro Highland Ciater dengan jarak sekitar 61 km. Kali ini mobil dikemudikan dengan mode Normal. Di sini terasa kombinasi tanjakan dan tikungan dilibas dengan mudah oleh BYD M6.
Baca Juga: Pendiri BYD Serahkan 1000 Mobil ke Konsumen Pertama Indonesia
Tetapi itu belum seberapa. Performa BYD M6 terasa superior, bagi sebuah mobil keluarga, ketika melahap tanjakan dan turunan curam nan sempit saat kami bergerak kembali dari Ciater menuju Dago melewati daerah Punclut.
Penting dicatat, ketika tiba di Asstro Higland Ciater, baterai tersisa 54 persen. Sementara ketika berhenti di Imago Hills, Dago Pakar setelah melewati perjalanan 21 km, baterai hanya turun menjadi 52 persen.
Sepertinya baterai BYD M6 tetap awet berkat fitur regenerative braking yang bertugas mengisi kembali baterai setiap rem dioperasikan.
Saat perjalanan di hari pertama berakhir di Dago, setelah meniti jarak 200an km, baterai BYD M6 tersisa 51 persen. M6 Superior Captain Seat memiliki baterai berkapasitas 71.8 kWh, yang diklaim bisa menempuh jarak 530 Km.
Nyaman
Sebagai mobil keluarga, BYD M6 memberikan kenyamanan baik untuk pengemudi maupun penumpang. Suara.com sempat duduk di baris kedua dan menikmati kemewahan yang ditawarkan.
Dengan tinggi sekitar 161 cm (tinggi rata-rata lelaki Indonesia sekitar 163 cm), awak Suara.com bisa menikmati lapangnya baris kedua BYD M6 Captain Seat. Ruang lutut masih tersisa banyak, apa lagi di atas kepala.
Kursi tengah juga bisa digeser maju dan mundur untuk memberi ruang lebih. Meski demikian, akan mengorbankan ruang untuk penumpang di baris ketiga.
Lubang AC terletak sisi kanan dan kiri atas, dekat kepala penumpang. Tersedia juga port untuk mengecas perangkat elektronik di konsol tengah, antara dua kursi paling depan.
Harus diakui, akan tetapi, ruang bagasi di belakang kursi baris ketiga cukup sempit untuk membawa banyak barang.
Selain itu, kenyawaman yang ditawarkan M6 sebagai MPEV di harga Rp 400 jutaan, sudah memadai. Yang tidak kalah penting disebutkan empuknya suspensi M6 yang sangat terasa saat kami melewati Tol MBZ yang bergelombang maupun di rute Subang - Bandung.
Mobil ini memang menggunakan suspensi depan MacPherson Strut dan suspensi belakang Multi-link.
Canggih
Mobil-mobil BYD selalu lekat dengan citra canggih. Termasuk M6. Mobil ini dilengkapi dengan layar 12,8 inci touch screen di bagian depan, yang bisa berotasi 90 derajat.
Sebagian besar fitur mobil bisa diakses dan diatur dari sini, termasuk ADAS, AC, tampilan kamera 360 derajat, hingga entertainment. Head unit sudah bisa terkoneksi dengan Android Auto dan CarPlay dari Apple.
ADAS pada BYD M6 juga berfungsi akurat. Kami misalnya menguji fungsi Adaptive Cruise Control dan mobil listrik ini bisa mengikuti kecepatan mobil di depannya secara otomatis dan ikut melambat saat mobil di hadapannya memelan.
Fungsi Lane Keeping Assistance juga dicoba dan benar saja, setiap kali kami membawa mobil melewati garis jalan akan muncul peringatan suara dan visual. Setir juga bergetar, sampai kami kembali ke jalur yang benar.
BYD M6 juga aman berkat 6 airbag yang terpasang hingga baris kedua. Sementara teknologi Tyre Pressure Monitoring System dan Anti-Lock Braking System (ABS) membuat berkendara dengan mobil ini lebih terjamin.
Epilog
Kami pulang ke Jakarta pada Selasa pagi. Kali ini hanya mobil yang kami bawa hanya memuat dua orang lelaki dewasa dengan bobot per orang sekitar 70 kg. Ada pula tas yang jika ditotal sekitar 20 kg.
Rute yang kami pilih saat pulang lebih umum. Dari Dago kami menyusuri Jalan Juanda, masuk gerbang tol Pasteur dan melewati Tol Cipularang - Cikampek - Tol MBZ - Tol Dalam Kota sebelum memarkir mobil di diler BYD Harmony Auto Sudirman.
Sepanjang perjalanan kami lebih banyak menggunakan mode Normal. Kecepatan rata-rata 80 - 100 km/jam. Setibanya di Jakarta, baterai yang tersisa adalah 71 persen. Sementara di awal perjalanan, masih ada 97 persen.