Suara.com - Ada kabar kurang menyenangkan bagi pemilik Jeep Wagoneer dan Ram pickup truck tertentu. Badan keselamatan lalu lintas Amerika Serikat (NHTSA) sedang melakukan investigasi terkait keluhan sejumlah pemilik yang kendaraannya mengalami mesin mati mendadak, perpindahan gigi ke Park, dan rem tangan aktif secara otomatis.
Menurut laporan CBS News, investigasi yang diumumkan NHTSA pada hari Senin ini mencakup sekitar 150.000 kendaraan buatan Stellantis (induk Jeep dan Ram) dari model tahun 2022.
Semua kendaraan yang terdampak dilengkapi dengan sistem mild hybrid e-Torque 5.7-liter Hemi. Sebagai teknologi hybrid ringan, sistem ini memungkinkan mobil melaju menggunakan tenaga listrik dalam kondisi tertentu.
Menurut NHTSA, sistem e-Torque bekerja dengan mengubah energi yang ditangkap dari pengereman untuk memberi daya pada beberapa komponen elektrik di mobil.
Baca Juga: Goresan di Kaca Mobil Bikin Sebel? Usir Pakai 4 Bahan Rumahan Ini
Sistem ini menggunakan baterai 48 volt dan motor generator yang mengirimkan tenaga ke poros engkol (crankshaft) saat perpindahan gigi.
80 Keluhan Mesin Mati Mendadak
Namun, NHTSA telah menerima 80 keluhan dari pemilik yang kendaraannya mengalami mesin mati mendadak, seringkali terjadi pada kecepatan rendah. Parahnya lagi, terkadang mesin tidak bisa langsung dinyalakan kembali.
NHTSA akan menyelidiki lebih lanjut model-model yang terdampak, seberapa sering masalah ini terjadi, dan penyebab mesin mati mendadak tersebut. Investigasi ini bisa berujung pada perintah recall (penarikan kembali) oleh NHTSA terhadap kendaraan-kendaraan yang terdampak.
Sementara itu, pihak Stellantis menyatakan kooperatif terhadap investigasi NHTSA. Mereka juga mengimbau kepada pemilik kendaraan yang mengalami gejala serupa agar segera menghubungi dealer resmi Jeep atau Ram terdekat.
Baca Juga: ICE- Perkenalkan Kaca Film Canggih, Mampu Matikan 99,9 Persen Virus
Dugaan Masalah Kelistrikan
Menariknya, NHTSA menyebutkan bahwa Stellantis pernah melakukan recall terhadap sekitar 131.000 unit Ram pickup dan Wagoneer dengan sistem serupa pada April lalu. Penyebab masalah saat itu adalah campuran udara dan bensin yang terlalu banyak bahan bakar. Namun, untuk keluhan mati mesin terbaru ini, Stellantis menduga penyebabnya adalah masalah kelistrikan.