Suara.com - Industri otomotif kembali digemparkan dengan isu tak sedap. Kali ini, Hyundai dituding melakukan penipuan untuk membesar-besarkan angka penjualan mobil listrik mereka di Amerika Serikat.
Tuduhan ini datang dari para dealer di AS yang menggugat Hyundai di pengadilan federal Chicago.
Dilansir dari Electrive, Hyundai bekerja sama dengan dealer tertentu untuk memanipulasi data penjualan. Dealer yang terlibat dalam skema ini mendapatkan hadiah berupa diskon harga grosir dan eceran, insentif, dan bahkan tambahan inventaris.
Di sisi lain, dealer yang menolak berpartisipasi dalam penipuan ini justru mendapat sanksi. Hal ini tentu sangat merugikan mereka, terlebih di tengah lesunya pasar mobil listrik di AS.
Baca Juga: Koar-Koar Perceraian di Media Sosial, Edward Akbar Panen Cibiran: Laki Kok Gitu?
Kasus ini mencoreng nama baik Hyundai dan menimbulkan ketidakpercayaan para dealer. Gugatan ini juga menyeret Hyundai ke pengadilan federal dan berpotensi membawa konsekuensi hukum yang serius.
Menyadari hal ini, Hyundai telah membuka penyelidikan atas tuduhan tersebut. Mereka juga menyatakan bahwa tidak mentoleransi pemalsuan data penjualan.
Kasus ini masih dalam proses hukum dan belum ada kesimpulan yang pasti. Para dealer menuntut ganti rugi atas hilangnya keuntungan akibat praktik curang Hyundai.
Kasus gugatan terhadap Hyundai ini menjadi pengingat bagi para pelaku industri otomotif untuk menjalankan bisnis secara etis dan transparan. Praktik curang seperti ini tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga dapat merusak reputasi perusahaan dan berakibat fatal di masa depan.
Baca Juga: Liburan ke Amerika Serikat, Ayu Ting Ting Melongo Gara-Gara Mobil Nyeleneh: Di Indonesia Mana Ada?