Suara.com - Persaingan sengit di industri mobil listrik China nampaknya akan memakan korban besar.
Para analis memprediksi hanya sepertujuh dari 137 merek mobil listrik yang ada saat ini yang akan bertahan hingga tahun 2030.
Faktor utama di balik prediksi suram ini adalah perang harga yang brutal dan tanpa ampun.
Dikutip dari Carscoops, perusahaan-perusahaan besar seperti BYD dengan margin keuntungan yang tebal mampu menekan harga secara agresif.
Baca Juga: Ada Suara Gemuruh Dalam Kabin Mobil Listrik NETA-VII, Ternyata Ini Manfaatnya
Hal ini membuat para pesaing dengan margin yang lebih tipis terpaksa mengikuti langkah serupa untuk tetap bersaing. Akibatnya, banyak merek mobil listrik China yang terjepit dan mengalami kesulitan finansial.
Salah satu contohnya adalah WM Motor yang sudah terlebih dahulu mengajukan kebangkrutan pada tahun 2023. Dan diperkirakan masih banyak lagi yang akan mengikuti jejaknya.
Bagi mereka yang tidak mampu bertahan, pilihannya adalah keluar dari industri atau beralih ke segmen pasar yang lebih kecil. Sementara itu, pemain-pemain kuat seperti BYD dan Tesla diprediksi akan semakin mengokohkan posisinya.
Namun, di balik persaingan sengit ini, terungkap fakta mengejutkan tentang jam kerja di pabrik-pabrik mobil listrik China.
Para pekerja di perusahaan baru bisa bekerja lembur hingga 140 jam per bulan, jauh melampaui batas 20 jam di pabrik-pabrik mobil konvensional.
Baca Juga: Seperti Baru Terus! Panduan Lengkap Merawat Baterai Mobil Listrik Agar Tetap Optimal
Fenomena ini menunjukkan tekanan besar yang dihadapi para pemain baru untuk bisa bersaing dalam pasar yang sangat kompetitif.