Pertalite Dibatasi 17 Agustus? Luhut Ingin "Gebuk" Pengguna BBM Subsidi yang Tidak Berhak

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Kamis, 11 Juli 2024 | 14:47 WIB
Pertalite Dibatasi 17 Agustus? Luhut Ingin "Gebuk" Pengguna BBM Subsidi yang Tidak Berhak
Ilustrasi pembatasan Pertalite. [Pict via Pixabay/Isabella Mendes, (Edit by Cesar Uji T.)]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai langkah strategis untuk menekan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) dan mendorong penggunaan kendaraan listrik.

Langkah ini termasuk pemberian insentif bagi pengguna kendaraan listrik dan inovasi bahan bakar ramah lingkungan, yang juga diikuti dengan wacana pembatasan Pertalite.

Salah satu inovasi yang digagas adalah pencampuran bahan bakar minyak fosil dengan sari tumbuhan, seperti kelapa sawit, yang dikenal sebagai bioetanol.

Pertamina telah meluncurkan Pertamax Green 95, sebuah terobosan bahan bakar bioetanol jenis bensin yang mulai diperkenalkan pada tahun lalu.

Baca Juga: Taksi Online Aman, ESDM Beberkan Kriteria Pihak yang Boleh Beli Pertalite

Bahan bakar ini tidak hanya dijual di beberapa SPBU di Jakarta dan Surabaya, tetapi kini mulai tersedia di berbagai SPBU lainnya, termasuk SPBU milik perorangan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan mundurkan Bambang Susantono dari jabatan Kepala OIKN berkaitan dengan masalah kepemimpinan. [Antara]
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan mundurkan Bambang Susantono dari jabatan Kepala OIKN berkaitan dengan masalah kepemimpinan. [Antara]

"Kita berencana untuk mendorong digunakannya alternatif pengganti bensin melalui bioetanol. Tak cuma mampu mengurangi kadar polusi udara, tingkat sulfur yang dimiliki bahan bakar alternatif ini juga tergolong rendah," kata Menko Marves tersebut, seperti dikutip dari akun Instagramnya.

"Jika kita mampu melakukan ini, jumlah penderita ISPA bisa kita tekan dan pembayaran BPJS untuk penyakit tersebut bisa kita hemat sampai Rp 38 triliun," lanjutnya.

Luhut juga mengatakan bahwa 17 Agustus nanti diharapkan kebijakan tersebut bisa diterapkan. Ia menilai sekarang banyak pengguna bahan bakar subsidi yang sebenarnya tidak berhak.

"Kalau ini semua berjalan dengan baik, dari situ kita bisa menghemat lagi, dan juga pemberian subsidi yang tidak pada tempatnya. Pertamina sedang menyiapkan, kita berharap 17 Agustus ini kita sudah bisa mulai di mana orang yang tidak berhak mendapat subsidi akan bisa kita kurangi," ungkapnya lagi.

Baca Juga: Harga BBM Pertamax cs dan Pertalite Tidak Naik di Juli 2024

Perlu diketahui bahwa Bioetanol ini merupakan campuran minyak fosil dengan sari tumbuhan, yang bertujuan untuk menekan emisi sulfur dan mengurangi ketergantungan impor minyak fosil.

Ke depan, Pertamina berencana untuk memperkenalkan lebih banyak produk bioetanol, dan perlahan menghapus bensin murni dari pasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI