Suara.com - Hyundai Motor Group dituding memalsukan data penjualan mobil listrik di Amerika Serikat (AS).
Hyundai sebagai pabrikan otomotif terbesar setelah Volkswagen dan Toyota dituduh telah melakukan kesepakatan curang dengan dealer tertentu untuk melambungkan angka penjualan mobil listrik mereka.
Dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan federal Chicago, Hyundai disebut telah menekan dealer untuk memanipulasi data kendaraan pinjaman demi dimasukan ke dalam penjualan.
Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan angka penjualan baik secara internal maupun eksternal.
Baca Juga: Uji Performa Supercar BYD Terbaru, Dari 0-100 Km Cukup 2,36 Detik Saja
Dealer yang setuju untuk memberikan data penjualan palsu pada kendaraannya akan diberi penghargaan oleh Hyundai dengan diskon harga grosir dan eceran serta insentif lainnya.
“Masa-masa sulit memerlukan tindakan yang mendesak. Kita harus memberikan informasi kepada pers dan masyarakat," ujar salah seorang sumber, dikutip dari Carscoops, Selasa (9/7/2024).
"Kendaraan listrik adalah kandidat yang tepat untuk skema ini karena kode tersebut akan lebih sesuai," sambungnya.
Dalam laporannya, penggugat mengklaim bahwa mereka memiliki bukti kuat berupaa rekaman panggilan telepon yang siap dijadikan barang bukti di pengadilan.
Untuk saat ini, Hyundai mengatakan sedang menyelidiki klaim tersebut dan menegaskan tidak akan memberikan kelonggaran jika benar telah terjadi pemalsuan data penjualan mobil listrik.
Baca Juga: Cara Merawat Baterai Mobil Listrik Agar Tak Cepat Jebol
Selain itu, Hyundai belum bersedia mengomentari lebih jauh terkait situasi yang terjadi saat ini. Namun beberapa bulan ke depan diperkirakan akan lebih banyak dealer yang angkat bicara terkait manipulasi data penjualan mobil listrik.