Suara.com - Otoritas Thailand tengah menyelidiki dealer mobil listrik BYD menyusul keluhan dari konsumen terkait dengan skema diskon yang tidak wajar. Hal ini memicu kemarahan pembeli yang merasa dirugikan atas harga mobil yang mereka bayarkan.
Dilansir dari South China Morning Post, awal mula permasalahan ini dari seorang pelanggan BYD yang menuduh dealer melakukan praktik penipuan.
Menurutnya, sales BYD menyatakan bahwa harga mobil akan naik setelah masa diskon berakhir. Namun, dealer justru kembali menurunkan harga secara signifikan, memicu kecurigaan konsumen.
Merespon laporan tersebut, Perdana Menteri Thailand menginstruksikan badan perlindungan konsumen untuk melakukan penyelidikan.
Baca Juga: Andalan Motors Buka Dealer Flagship MG, Bawa Jajaran Mobil Listrik
"Hal ini dipicu setelah seorang pelanggan BYD menuduh bahwa perwakilan penjualan telah menyatakan bahwa harga mobil pelanggan akan naik setelah kampanye diskon berakhir, namun dealer kemudian secara agresif menurunkan harga lebih lanjut," menurut pernyataan pemerintah Thailand.
Pejabat BYD di Thailand dan distributor tunggalnya, Rever Automotive, belum memberikan tanggapan resmi.
Dewan Perlindungan Konsumen Thailand telah memanggil para dealer untuk memberikan klarifikasi dan solusi bagi konsumen yang dirugikan. Di media sosial, keluhan serupa terus bermunculan. Konsumen kecewa dengan strategi diskon yang membingungkan dan merasa dibohongi.
Kasus ini mencoreng citra BYD di Thailand, pasar ekspor terbesarnya. Thailand merupakan pasar penting bagi BYD, di mana mereka menguasai 46% pangsa pasar mobil listrik pada kuartal pertama dan menjadi pemain mobil penumpang terbesar ketiga secara keseluruhan.
Peristiwa ini dapat menghambat ambisi BYD untuk membuka pabrik kendaraan listrik pertamanya di Asia Tenggara di provinsi Rayong, Thailand. Pabrik tersebut direncanakan untuk memproduksi 150.000 mobil per tahun dengan investasi sebesar US$490 juta.
Baca Juga: Diresmikan Jokowi, Indonesia Punya Pabrik Baterai Mobil Listrik Terbesar di Asia Tenggara