Suara.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, melakukan kunjungan ke Beijing, China pada 12 Juni 2024 lalu untuk berdiskusi perihal kesepakatan menjadikan Indonesia sebagai negara hub basis produksi ekspor.
Pada kesempatan kali ini, Menperin dengan empat perusahaan kendaraan listrik salah satunya Neta Auto Overseas, menyepakati untuk memperluas pasar ekspor mobil listrik Indonesia.
“Kami setuju dan mendukung, untuk menjadikan Indonesia sebagai hub produksi EV setir kanan untuk pasar ekspor. Dan tentunya, kami pun akan berkomitmen untuk memenuhi TKDN hingga 60% di akhir tahun 2026 sebagai upaya kami memenuhi program Pemerintah Indonesia. Kami harap kesepakatan dan komitmen Neta ini akan memajukan industri mobil listrik Tanah Air,” ujar Zhou Jiang sebagai Vice President of Neta Auto, Rabu (19/6/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Indonesia juga menetapkan target produksi kendaraan listrik di tahun 2030 mendatang mencapai 600 ribu unit.
Baca Juga: Sederhana tapi Pemerintah Belum Tentu Bisa: 46% Pengguna EV Kapok karena Faktor Simpel, Apa Itu?
Dengan adanya hal itu, pemerintah mengharapkan Neta, sebagai salah satu distributor mobil listrik Indonesia dapat turut serta berkontribusi meningkatkan produksi mobil listrik setir kanan dan memasarkannya hingga ke 54 negara.
Sinkronisasi antara dukungan Pemerintah serta peran para pelaku industri kendaraan listrik, diharapkan mampu membuat pasar otomotif Tanah Air terus maju hingga ke pasar Asean dan Mancanegara.
“Kami sangat mengapresiasi pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian, yang telah mendukung Neta dalam proses pemanfaatan insentif sehingga Neta dapat meraih nilai TKDN sebesar 44 persen untuk produk baru kami yaitu Neta V-II,” pungkas Zhou Jiang.