Suara.com - Dunia otomotif dikejutkan dengan kabar bangkrutnya Fisker, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat. Perusahaan yang didirikan oleh Henrik Fisker, mantan desainer Aston Martin ini, kini harus melelang asetnya untuk restrukturisasi hutang.
Gejala 'sakit' Fisker sudah terlihat sejak tahun lalu. Pada Februari 2024, mereka mengumumkan potensi kehabisan dana dalam waktu 12 bulan. Benar saja, produksi Ocean SUV yang dirakit Magna Steyr di Austria, dihentikan pada Maret 2024.
Upaya penyelamatan melalui akuisisi oleh produsen mobil lain pun gagal. Negosiasi dengan Nissan yang sempat santer dikabarkan media, kandas di tengah jalan.
Strategi 'Doping' yang Gagal
Baca Juga: Tips Aman dari Wahana Merawat Baterai Motor Listrik Honda EM1 Agar Kantong Tak Bolong
Fisker sempat memangkas harga jual Ocean SUV hingga US$40,000 (sekitar Rp.650 juta) pada bulan Maret. Harapannya, langkah ini bisa mendatangkan dana segar. Namun, upaya tersebut sia-sia dan perdagangan saham Fisker justru dihentikan.
Menurut laporan Carscoops, Fisker menyalahkan "tantangan pasar dan makro ekonomi" atas kegagalan mereka. Namun, performa Ocean SUV yang ‘loyo’ juga turut menjadi penyebab.
Consumer Reports menilai Ocean SUV jauh dari harapan, sementara lembaga keamanan Amerika Serikat (US safety regulators) menemukan masalah pada rem dan pintu mobil.
Ketidakberuntungan Fisker berlanjut ketika Ocean dicoret dari daftar mobil listrik yang mendapat potongan pajak di Amerika Serikat. Pasalnya, mobil ini dirakit di luar wilayah Amerika Utara.
Ini adalah kebangkrutan kedua bagi Henrik Fisker. Sebelumnya, Fisker Automotive, perusahaan pembuat mobil hybrid Karma, mengalami nasib serupa di tahun 2013.
Baca Juga: Mimpi Pabrikan Otomotif Ini Gusur Tesla Pupus, Kini Bangkrut
Akankah Fisker Inc bisa bangkit dari keterpurukan? Masih terlalu dini untuk memastikan. Para investor pun mungkin akan berpikir ulang sebelum mendanai ide-ide Henrik Fisker selanjutnya.