Suara.com - Dalam keheningan malam yang terpecah oleh lampu darurat dan suar, sebuah Tesla Model S menabrak mobil polisi yang sedang memblokir lalu lintas akibat kecelakaan sebelumnya.
Kecelakaan ini terjadi di California, AS, pekan lalu (12/6/2024) yang kemudian menimbulkan pertanyaan besar: apakah teknologi autopilot berperan dalam kecelakaan ini?
Menurut laporan Carscoops, pengemudi Tesla “mengakui telah mengaktifkan mode ‘self-drive’ kendaraannya sambil menggunakan ponselnya.”
Meskipun belum jelas apakah autopilot atau full-self driving benar-benar diaktifkan, departemen kepolisian menekankan bahwa pengemudi secara “jelas melanggar praktik berkendara yang bertanggung jawab.”
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Indikator Bensin Mobil Anda Tidak Bergerak Meski Tangki Sudah Penuh
Kecelakaan ini mengingatkan kita bahwa, meskipun sistem berkendara semi-otonomis dapat memberikan kenyamanan, penting bagi pengemudi untuk “tetap waspada dan siap mengambil alih kendali kapan saja.”
Ini juga menjadi bukti bahwa sistem autopilot masih belum layak untuk diterapkan sepenuhnya, apalagi di Indonesia yang masih punya banyak kendala seperti infrastruktur dan kesadaran berkendara.
Kembali lagi ke kasus ini, mobil polisi Dodge Charger mengalami kerusakan yang cukup parah, sementara Tesla Model S juga mengalami kerusakan ekstensif di bagian depan.
Kejadian ini menjadi peringatan keras tentang pentingnya supervisi aktif pengemudi, terlepas dari fitur autopilot atau full-self driving yang mungkin diaktifkan.
Baca Juga: Wuling Terguling, Chery Cetak Sejarah Jadi Merek Mobil Listrik Terlaris Indonesia di Mei 2024