Chery, Neta, Wuling dan Sokon Jadikan Indonesia Basis Ekspor Mobil Listrik

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 14 Juni 2024 | 14:20 WIB
Chery, Neta, Wuling dan Sokon Jadikan Indonesia Basis Ekspor Mobil Listrik
Proses Perakitan Mobil Listrik Neta V-II di PT Handal Indonesia Motor, Pondok Ungu, Bekasi, Jumat (31/5/2024)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan empat produsen mobil China, yakni Chery, Neta, Wuling dan Sokon sudah sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor mobil listrik.

Kesepakatan menjadikan Indonesia sebagai hub produksi dan ekspor itu disampaikan keempat merek tersebut saat kunjungan kerja Menperin Agus ke Beijing, China 12-13 Juni.

"Pemerintah Indonesia telah menetapkan target produksi electric vehicle pada tahun 2030 sebesar 600.000 unit. Perusahaan juga sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai hub basis produksi EV stir kanan, untuk diekspor ke 54 negara pengguna mobil stir kanan,” kata Menperin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Agus menjelaskan, untuk perusahaan kendaraan listrik Neta melalui PT Neta Auto Manufacturing Indonesia berencana meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sampai dengan 60 persen pada tahun 2025, dengan target penjualan sebesar 10.000 unit per tahun.

Baca Juga: Dengan Kabin Luas, Wuling Andalkan Cloud EV Sasar Mobil Listrik Keluarga

Sementara SAIC GM Wuling Automobile Company, diharapkan bisa meningkatkan kuantitas ekspor mobil listrik yang dibuat di Indonesia, sehingga bisa menjadikan Industri EV di Tanah Air sebagai basis produksi di ASEAN dan dunia.

"Pemerintah Indonesia mengharapkan agar Wuling dapat menjajaki peningkatan pasar ekspor terutama untuk produk EV agar semakin menegaskan target Indonesia sebagai basis produk EV di ASEAN dan dunia,” katanya.

Selanjutnya pada pertemuan dengan Chery Automobile, perusahaan tersebut berencana untuk melakukan riset produksi mobil plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) di Indonesia.

Hal tersebut dikarenakan penjualan mobil PHEV lebih popular di China, karena pembakaran bahan bakar pada mobil PHEV jauh lebih ekonomis dari mobil hybrid electric vehicle/HEV. Selain itu perusahaan itu juga menyampaikan komitmennya untuk memproduksi kendaraan EV dengan total 100.000 unit pada tahun 2030.

Lebih lanjut Menperin mengatakan, perusahaan Sokon melalui SOKONINDO diharapkan bisa melakukan pengembangan kendaraan elektrifikasi dan mendukung ekosistem EV dengan membawa berbagai model baru kendaraan listrik ke Indonesia, mengingat manufaktur asal China tersebut memiliki kapasitas produksi hingga 50 ribu unit.

Dirinya juga mengatakan, empat perusahaan manufaktur asal China tersebut bisa memanfaatkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia untuk berinvestasi.

Baca Juga: Neta X Segera Dirakit Lokal di Indonesia, Siap Melantai di GIIAS 2024?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI