BYD Belum Juga Kirim Mobil Pesanan Konsumen, Bahlil: Rekomendasi Impor Baru Diberikan

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 13 Juni 2024 | 18:58 WIB
BYD Belum Juga Kirim Mobil Pesanan Konsumen, Bahlil: Rekomendasi Impor Baru Diberikan
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pada Selasa (11/6/2024) mengatakan baru saja memberikan rekomedasi impor untuk BYD. [Dok BMI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komitmen BYD untuk mengirimkan mobil-mobil pesanan konsumen di Indonesia diragukan setelah hingga Juni ini belum ada satu pun unit yang sampai ke tangan pembeli. Keluhan ini marak disuarakan para konsumen di media sosial merek asal China tersebut. Mereka mengaku sudah memesan mobil sejak Februari 2024.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, saat ditanyai wartawan terkait masalah ini, mengakui bahwa BYD mengalami kendala administrasi, terutama soal perizinan impor mobil ke Indonesia.

"Kemarin kalau tidak salah saya baru menandatangani rekomendasi perizinan untuk impor. Karena sebelum dia melakukan impor, dia harus mempresentasikan berapa nilai investasi, kapasitas produksi, dan berapa lama dia melakukan investasinya," terang Bahlil di Kompleks DPR, Jakarta, Selasa (11/6/2024).

Lebih lanjut Bahlil menerangkan pemerintah memberikan rekomendasi impor berdasarkan realisasi investasi perusahaan di Indonesia. BYD sendiri pada April lalu mengumumkan akan membangun pabriknya di Subang, Jawa Barat.

Baca Juga: Bahlil Akui Belum Ada Investor Asing di IKN, Padahal Sempat Klaim Capai Rp50 Triliun

Ketika itu BYD meneken MoU dengan PT Suryacipta Swadaya, pengembang dari Kawasan Industri Subang Smartpolitan, yang menegaskan niat pabrikan mobil listrik nomor satu dunia itu untuk membangun pabrik di lokasi tersebut.

BYD kabarnya akan menggunakan lahan seluas 108 hektare di sana. Lahan itu akan diserahterimakan pada Agustus tahun ini dan pabrik rencananya akan beroperasi pada 2026 mendatang.

Tetapi menurut Bahlil, melihat realisasi investasi BYD saat ini, pihaknya baru memberikan izin impor listrik BYD sebesar 20 persen dari kapasitas produksi. BYD sendiri mengatakan bahwa pabriknya di Indonesia akan memiliki kapasitas produksi sebesar 150.000 unit per tahun.

Dengan demikian, berdasarkan data ini, BYD mendapat jatah impor sekitar 30.000 unit per tahun.

"Jadi sekarang kita kasih dulu kurang lebih sekitar 10 sampai 20 persen dari total kapasitas produksinya. Saya lupa, tapi saya sudah tanda tangani," beber Bahlil.

Baca Juga: Diler BYD Terbaru Diresmikan Cilandak, Sasar Pasar Jaksel

BYD Minta Maaf

Pada April lalu BYD sudah meminta maaf kepada para konsumennya di Indonesia yang tak kunjung menerima mobil pesanan mereka.

Head of Marketing Communication PT BYD Motor Indonesia, Luther T Panjaitan menegaskan pihaknya akan mulai mengirim mobil pesanan ke konsumen pada di semester pertama 2024.

"Mohon maaf kepada konsumen, terutama mereka yang memesan paling awal," kata Luther di sela-sela peresmian dealer BYD Cibubur, di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024).

Luther melanjutkan bahwa BYD juga berterima kasih kepada konsumen yang sudah bersedia menunggu, sembari memastikan bahwa pihaknya sudah di jalur yang tepat untuk mengirimkan mobil ke konsumen paling tidak pada Juni tahun ini.

"Di Juni setidaknya sudah bisa di-delivery," tegas Luther.

Ia kemudian mengakui bahwa BYD Indonesia mengalami keterlambatan dalam pengiriman mobil pesana konsumen karena tingginya permintaan, yang di luar perkiraan perusahaan.

"Probelmnya, pemesanan yang lebih dari prediksi kami," terang Luther.

Selain itu, ia menambahkan, adalah beberapa faktor eksternal yang berada di luar kendali perusahaan. Luther mengeklaim bahwa semua urusan yang berada dalam kendali perusahaan sudah dirampungkan.

Yang berada dalam kendali BYD, terang Luther, adalah soal uji tipe, pendaftaran dan pembuatan STNK untuk beberapa mobil awal untuk kepentingan promosi, sudah rampung.

Ia juga mengatakan dari sisi produksi, BYD tidak mengalami masalah sama sekali karena kapasitas pabrik di China memadai untuk memenuhi permintaan di Indonesia.

Demikian juga dari sisi pengiriman ke Indonesia, yang sama sekali bukan masalah. Buktinya, terang dia, dengan lancarnya pengiriman mobil BYD dari Tiongkok ke Thailand, Malaysia dan Singapura yang masih dalam satu jalur pelayaran dengan Indonesia.

"Banyak faktor eksternal yang harus kami selesaikan dalam waktu singkat. Percayalah dari sisi BYD, sudah on the track," tegas Luther.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI