Suara.com - Uni Eropa pada pekan ini akan mengumumkan tarif impor yang lebih tinggi untuk mobil-mobil listrik China. Kebijakan ini diyakini akan membuat produsen otomotif Tiongkok sukar bersaing di Eropa dan bahkan memicu perang dagang baru.
Salah satu merek Tiongkok yang sedang agresif masuk ke Eropa adalah BYD. Pabrikan asal Shenzhen ini sedang membangun pabriknya di Hungaria. Tidak hanya itu, BYD bahkan menjadi sponsor utama kompetisi sepak bola Euro 2024 yang digelar pekan depan hingga pertengahan Juli mendatang.
Tetapi ambisi BYD ini tampaknya akan terhalang oleh rencana Uni Eropa menerapkan tarif impor tinggi untuk mobil-mobil China.
Seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (11/6/2024), Uni Eropa berencana mengumumkan besaran tarif impor untuk mobil listrik China pada Rabu.
Baca Juga: Intip Keunggulan Mobil Listrik GAC Aion Y Plus , Calon Penantang BYD Atto 3
Eropa menuding pemerintah China memberikan subsidi besar untuk industri otomotif, sehingga merek-merek mobil listrik China bisa menjual produknya dengan harga lebih murah. Kebijakan subsidi ini membuat pabrikan mobil Eropa sukar bersaing melawan mobil-mobil listrik China.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen usai bertemu Presiden China Xi Jinping di Paris pada Mei lalu, memperingatkan bahwa dunia tak bisa dipaksa menyerap kelebihan produksi mobil listrik China dan menyatakan Eropa akan berusaha sekuat tenaga melindungi industri otomotifnya.
Sebenarnya Uni Eropa sudah mulai menyelidiki kebijakan subsidi China sejak Oktober tahun lalu. Pemerintah China diduga mengguyur subsidi untuk produsen mobilnya, sehingga bisa menjual EV dengan harga lebih murah.
Eropa juga menyelidiki subsidi Beijing ke industri lain, termasuk panel surya dan turbin pembangkit listrik tenaga angin.
Pemerintah China sendiri membantah berlaku curang dan menuding Eropa mengada-ada. Beijing mengancam akan membalas menerapkan tarif impor lebih tinggi terhadap produk-produk ekspor Eropa seperti wine.
Baca Juga: Petinggi Suzuki Akui Mobil Listrik Bukan Jadi Kendaraan Masa Depan, Ini Alasannya
"Jika Eropa terus menekan perusahaan-perusahaan China, maka Tiongkok akan melakukan segala cara untuk melindungi kepentingan bisnis-bisnisnya," ancam Menteri Perdagangan China, Wang Wentao pada awal Juni dalam lawatan ke Spanyol.