Suara.com - Harga solar di Malaysia resmi mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Mulai 10 Juni 2024 kemarin, harga solar di Malaysia tidak lagi disubsidi dan dijual dengan harga aktual yaitu RM3.35 (sekitar Rp 11.564,79) per liter, menurut laporan Autobuzz Malaysia.
Ini tentu saja menjadi penyesuaian yang lumayan terasa, mengingat sebelumnya harga solar dipatok di angka RM2.15 (sekitar Rp 7.422,18) per liter.
Kenaikan ini pun diumumkan langsung oleh Menteri Keuangan II Malaysia, Datuk Seri Amir Hamzah Azizan.
Kebijakan ini diambil pemerintah Malaysia dengan tujuan untuk menghemat pengeluaran negara dan mengurangi potensi kebocoran subsidi yang selama ini merugikan.
Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng! Ini Koleksi Mobil Mewah Dirut BSI, Ada BMW X5 Senilai Miliaran
Meski demikian, perlu dicatat bahwa penyesuaian harga solar ini hanya berlaku untuk wilayah Semenanjung Malaysia saja. Untuk daerah Sabah, Sarawak, dan Labuan, harga solar masih disubsidi oleh pemerintah dan belum mengalami kenaikan.
Keputusan pemerintah Malaysia untuk melakukan rasionalisasi subsidi solar ini memang tidak mudah. Namun, seperti yang disampaikan oleh Datuk Seri Amir Hamzah Azizan, langkah ini diambil untuk kebaikan bersama dalam jangka panjang.
Dengan subsidi yang lebih tepat sasaran, diharapkan bisa mengurangi kerugian negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.
Begini jika dibandingkan dengan harga solar di Indonesia
Perbedaan jenis dan besarannya harga solar di Indonesia bervariasi tergantung pada jenisnya.
Baca Juga: Justin Hubner Diduga Jadi Bintang Iklan Mobil Mewah? Netizen: Cobaan Lolos Piala Dunia Akhirat
Pertamina Dex, jenis solar non-subsidi, memiliki harga tertinggi di Rp 15.100 per liter. Diikuti oleh Dexlite, juga non-subsidi, dengan harga Rp 14.550 per liter.
Sedangkan Biosolar, jenis solar bersubsidi, memiliki harga jauh lebih murah yaitu Rp 6.800 per liter.
Perlu diingat bahwa harga ini dapat berbeda di setiap daerah di Indonesia. Harga di SPBU non-Pertamina juga mungkin berbeda.