Suara.com - Pemerintah Malaysia pada pekan ini mengumumkan pemangkasan subsidi BBM atau bahan bakar minyak. Alhasil mulai Senin (10/6/2024), harga solar di negeri jiran naik 50 persen.
Menteri Keuangan Malaysia II Amir Hamzah Azizan dalam pernyataannya kepada media di Putrajaya, Minggu kemarin, mengatakan subsidi BBM akan dialihkan ke bantuan masyarakat yang lebih membutuhkan.
Harga eceran solar di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Semenanjung Malaysia mulai Senin, pukul 00.00 waktu setempat menjadi 3,35 ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp11.500 per liter.
Sedangkan harga eceran bahan bakar solar di Sabah, Sarawak dan Labuan tetap 2,15 RM atau lebih dari Rp 7.400 per liter.
Baca Juga: Perbandingan Tapera di Singapura, Malaysia dan Indonesia
Meski demikian, Malaysia masih menetapkan harga solar bersubsidi untuk sektor-sektor yang memenuhi syarat. Pertama, Sistem Pengendalian Diesel Bersubsidi (SKDS) 2.0 menggunakan metode kartu armada untuk kendaraan logistik yang memenuhi syarat untuk mengurangi dampak terhadap harga barang konsumsi ditetapkan sebesar RM2,15 per liter.
Kedua, SKDS 1.0 untuk kendaraan angkutan umum dara termasuk bus sekolah, bus ekspres, ambulans dan pemadam kebakaran tetap pada harga eceran 1,88 RM atau sekitar Rp6.400 per liter.
Sedangkan ketiga, yakni solar bersubsidi untuk nelayan tetap pada harga 1,65 RM atau sekitar lebih dari Rp5.600 per liter.
Adapun harga solar subsidi di Indonesia saat ini adalah Rp 6.800. Sementara produk solar nonsubsidi seperti Dexlite sudah dijual di kisaran Rp 14.000 per liter.
Pemerintah Malaysia mengatakan pemangkasan subsidi BBM itu akan bisa menghemat anggaran hingga 4 miliar RM. Rencananya pemangkasan subsidi BBM ini tidak akan berhenti pada solar, tetapi juga pada jenis BBM lainnya termasuk bensin.
Baca Juga: Ada Kabar Subsidi BBM Bakal Dipotong, Benar Nggak Sri Mulyani?
Kebijakan ini, seperti juga di Indonesia, mendapat penolakan dari sejumlah pihak, terutama kelompok oposisi. Mereka mengatakan bahwa pemangkasan subsidi akan memberatkan rakyat kecil, sementara penghematan yang diperoleh tidak akan besar.
Tetapi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa kebijakan pemangkasan subsidi BBM penting untuk menyelamatkan negara. Ia mengatakan semua perdana menteri sebelum dirinya, termasuk dari partai oposisi, pernah berencana menaikkan harga BBM, tetapi pada akhirnya tidak memiliki keberanian.
"Mereka mengenakan songkok, jubah dan turban, tetapi terus menyangkal ketika kami mengatakan bahwa semua perdana menteri sebelumnya sudah sepakat untuk memangkas subsidi tetapi tak punya kemauan politik untuk melaksanakannya" sindir Anwar Ibrahim.